![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
DKPP Kota Bandung awasi ketat bahan pangan untuk Program MBG
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar saat meninjau dapur penyedia Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Rubby JovanKota Bandung -- Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung Jawa Barat memastikan pengawasan ketat terhadap bahan pangan yang digunakan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, mengungkapkan bahwa pihaknya selalu melakukan pengecekan langsung ke dapur produksi, guna memastikan keamanan pangan bagi penerima manfaat program tersebut.
“Kami mengawal program ini dengan memeriksa bahan pangan sebelum dimasak. Saat ini, DKPP bekerja sama dengan delapan dapur penyedia di Kota Bandung,“ kata Gin Gin di Bandung, Selasa.
Gin Gin menerangkan meski belum ada kebijakan atau instruksi khusus terkait pengelolaan MBG dari pemerintah pusat, pihaknya tetap berkomitmen untuk memastikan pangan yang digunakan aman dan berkualitas.
“Tapi secara tupoksi kita mengawal ini khususnya yang sudah kita lakukan ikut memeriksa terkait dengan pangan segar. Jadi pangan yang sebelum dimasak seperti bahan mentah itu kita lakukan pemeriksaan,” kata dia.
Lebih lanjut, DKPP Kota Bandung juga mendorong agar bahan pangan untuk MBG berasal dari produk lokal, terutama hasil dari program Buruan SAE (Sehat, Alami, dan Ekonomis) yakni sebuah pertanian perkotaan (urban farming) yang tersebar di di seluruh kecamatan di Kota Bandung.
“Kami ingin memperjuangkan agar setiap dapur penyelenggara MBG bisa memanfaatkan bahan baku dari petani lokal Kota Bandung, termasuk hasil budidaya dari Buruan SAE. Ini akan meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mendukung perekonomian petani lokal,” katanya.
Gin Gin menyebut hingga saat ini terdapat sekitar 475 titik Buruan SAE yang tersebar di Kota Bandung, dengan sebagian besar berlokasi di dekat sekolah dasar.
Menurutnya, hal tersebut dinilai sebagai potensi besar untuk mendukung ketersediaan bahan pangan bagi program MBG maupun memperkuat perekonomian lokal.
“Sejauh ini, kami optimistis petani lokal atau program Buruan SAE mampu menyediakan pangan yang cukup, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Bahkan, kami telah membentuk konsorsium atau koperasi untuk memastikan distribusi berjalan lancar,” kata dia.
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 3 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
- 4 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 5 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
Berita Terkini
-
Menko Yusril Singgung soal Pembentukan Badan Legislasi Nasional
-
Polres Jaktim gelar Operasi Keselamatan 2025 di empat titik rawan
-
Angka kesakitan malaria di Kabupaten Penajam alami penurunan
-
Penonton MotoGP Mandalika 2025 ditargetkan 130 ribu orang
-
Pemprov Lampung Lakukan Efisiensi Anggaran hingga Rp600 Miliar dari APBD 2025.