Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Surat Utang - Imbal Hasil Obligasi 20 Tahun Melemah

Aksi Beli Picu Penguatan Pasar Obligasi

Foto : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

DIPERKIRAKAN MENGUAT - Seorang pria melintasi layar elektronik indeks saham di BEI, Jakarta, Jumat (8/9). Pada penutupan perdagangan akhir pekan, IHSG menguat 24,80 poin atau 0,4 persen menjadi 5.857,119 poin dan diperkirakan pada perdagangan pekan ini (11/9) menguat.

A   A   A   Pengaturan Font

Sentimen negatif yang melanda pasar valas dan ekuitas cukup mengganggu kondisi pasar surat utang.

JAKARTA - Harapan akan aksi beli di pasar surat utang dapat menjadi angin segar. Apalagi hal ini didukung oleh positifnya laju rupiah untuk bergerak menguat. Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan aksi beli yang masih terjaga diharapkan dapat kembali terjadi di pekan ini, terutama jika laju rupiah mampu mempertahankan tren positifnya.

Namun demikian, tren kenaikan yang terjadi dibarengi dengan penguatan imbal hasil obligasi global, seiring rencana Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) untuk tappering sebagai antisipasi kenaikan inflasi zona Eropa sehingga berpeluang menahan penguatan. "Cermati pergerakan imbal hasil obligasi global selanjutnya dan sejumlah sentimen makro yang dapat mempengaruhi pasar obligasi global dan antisipasi perubahan pada pasar obligasi," ungkap dia, Minggu (10/9).

Menurut Reza, sentimen negatif yang melanda pasar valas dan ekuitas cukup mengganggu kondisi pasar surat utang sehingga turut mengalami pergerakan variatif di awal pekan lalu. Meski disertai adanya aksi jual namun, tidak sebanyak pada pasar valas dan ekuitas yang terlihat dari pergerakan imbal hasil obligasi dalam negeri yang masih bergerak turun.

Sementara imbal hasil obligasi korporasi beberapa di antaranya cenderung flat. "Masih terjaganya aksi beli kembali membuat laju pasar obligasi bertahan positif. Di sisi lain, berbalik menguatnya rupiah turut membantu harga obligasi bertahan di zona hijau," imbuhnya. Meski laju rupiah kembali melemah, namun harga obligasi masih dapat bertahan di zona hijau.

Sementara imbal hasil obligasi korporasi beberapa di antaranya cenderung turun. Turunnya sejumlah imbal hasil obligasi AS turut membantu pergerakan obligasi di dalam negeri. Masih adanya aksi beli yang didukung dengan turunnya sejumlah imbal hasil obligasi AS dan menguatnya rupiah memberikan sentimen positif pada kenaikan lanjutan pasar obligasi.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top