Akses Pendanaan UMKM Minim
"UMKM ini hanya kecipratan dari usaha besar saja, karena paling besar porsi kredit memang di usaha besar," terang dia.
Selain kendala akses ke pembiayaan, tingkat bunga kredit yang terlampau tinggi ditengarai turut menggerus daya saing UMKM RI. Sebagai catatan, tingkat bunga di RI sekitar 12 persen, sementara Malaysia dan Tiongkok hanya lima persen dan bahkan Korsel hanya empat persen.
Karena itu, Eko menilai rencana pemerintah membentuk holding ultramikro melalui integrasi BRI, Pegadaian, dan PNM harus diikuti dengan langkah menurunkan bunga. "Jangan usahanya kecil, tapi bunganya mahal. Usaha terbanyak di RI itu UMKM, maka pemulihan yang harus dipercepat itu juga harus UMKM. Jika tidak maka pemulihan ekonomi akan lambat," tandasnya.
Beri Pendampingan
Sementara itu, akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Ninasapti Triaswati, mengungkapkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun lalu menunjukkan sekitar 84 persen UMKM mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi Covid-19.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya