Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset dan Teknologi

Akademisi Diminta Lakukan Penelitian Halal

Foto : ISTIMEWA

Di­rektur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendi­dikan Tinggi (Kemristekdikti), Ali Ghufron Mukti.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para akademisi didorong untuk melakukan penelitian di bidang halal. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, namun negara yang teratas dalam mengembangkan industri halal justru diraih Thailand padahal penduduk Muslim-nya hanya 4,6 juta jiwa.

Bahkan di Thailand saat ini membuat pusat ilmu halal. Dengan teknologi, bisa mengembangkan produk yang halal dan baik serta aman dikonsumsi.

"Kami mendorong agar akademisi melakukan penelitian mengenai halal ini dan tentu saja ini peluang bisa dijual ke negara lain," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Ali Ghufron Mukti, di Jakarta, Minggu (6/5).

Peraih Doktor Honoris Causa dari Coventry University itu menjelaskan sampai saat ini Arab Saudi belum memiliki vaksin halal.

Dia juga menambahkan sejumlah negara nonMuslim seperti Korea Selatan mempunyai semangat tinggi dalam belajar sains halal. Korea Selatan tahu apa yang dimau oleh umat Muslim, contohnya dengan memproduksi batu giok yang kemudian dibuat menjadi tasbih.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top