Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 21 Feb 2025, 00:00 WIB

Aji Mumpung Menjelang Ramadan, Waspadai Ulah Spekulan Mainkan Harga

Inflasi Pangan - Pemerintah Siapkan Upaya Intervensi Pasar untuk Stabilkan Harga

Foto: antara

JAKARTA - Pemerintah perlu mewaspadai potensi gejolak harga bahan pokok strategis menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Sebab, para spekulan biasanya akan memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran untuk menaikkan harga.

Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron meminta pemerintah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk menghindari lonjakan harga tidak wajar akibat ulah spekulan.

"Biasanya, spekulan memanfaatkan momentum seperti ini untuk memainkan harga. Jika harga sembako naik dalam batas psikologis, itu masih bisa dimaklumi. Tetapi, jika kenaikannya sudah di luar nalar, berarti ada masalah dalam distribusi atau spekulasi pasar," tegas Herman dalam Diskusi Dialektika Demokrasi bertema 'Antisipasi Lonjakan Harga Sembako Jelang Puasa' di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2).

Meskipun produksi pangan tahun ini diperkirakan cukup baik berkat curah hujan memadai, dirinya mengingatkan selain ancaman spekulan, sejumlah faktor lain, seperti serangan hama dan distribusi, juga berperan penting dalam mempengaruhi stabilitas harga pangan.

Dirinya menyoroti dampak kebijakan pemerintah terkait harga gabah kering panen yang dipatok sebesar 6.500 rupiah per kilogram (kg), yang berpotensi mendorong harga beras medium naik menjadi 12.500 rupiah per kg.

"Padahal, harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan sebesar 12.500 rupiah per kg, sehingga ada kemungkinan pedagang lebih mendorong beras ke kategori premium," jelasnya.

Herman juga menyoroti potensi masalah minyak goreng. Karenanya, dia meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan stok minyak goreng tetap aman dan terjangkau bagi masyarakat.

"Kita kemarin sempat mengalami kendala terkait pemalsuan merek dagang minyak subsidi, dan hal ini bisa berdampak pada stabilitas harga," kata Politisi Fraksi Partai Demokrat itu.

Dia menegaskan kenaikan permintaan bahan pokok selama Ramadan merupakan pola tahunan. Tren serupa juga akan terjadi menjelang Idul Fitri, di mana masyarakat cenderung melakukan pembelanjaan lebih besar sebagai bagian dari perayaan Lebaran.

"Ini yang perlu diantisipasi dengan cermat agar tidak berdampak pada lonjakan harga yang tidak terkendali," tegas Herman.

Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk memastikan kesiapan Perum Bulog dan Id Food dalam mengelola stok pangan secara efektif. Dirinya pun juga mengingatkan agar gerai-gerai modern dan pasar tradisional menjaga stabilitas harga serta tidak mengambil keuntungan berlebihan di tengah lonjakan permintaan.

Dalam rangka memastikan ketersediaan dan stabilitas harga pangan menjelang bulan suci Ramadan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendampingi Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja

Direktur Ketersediaan Bapanas, Indra Wijayanto mengatakan sejauh ini pihaknya melihat fluktuasi harga pangan cenderung stabil dan ada sedikit kenaikan disebabkan permintaan yang mulai meningkat.

Operasi Pasar

Sementara itu, pemerintah terus mematangkan rencana operasi pasar dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) yang akan digelar serentak secara nasional sebelum dan sepanjang Ramadan. Mulai 24 Februari sampai akhir Maret 2025, pemerintah akan gotong royong bersama BUMN dan swasta agar masyarakat dapat memperoleh harga pangan pokok strategis yang baik dan wajar.

"Operasi pasarnya nanti bukan hanya di Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia," jelas Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat ditemui usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, pada Rabu (19/2).

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.