Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Agitasi Politik Uang

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Mengingat persaingan sangat ketat di internal partai, caleg dituntut membangun jaringan terhadap konstituen. Ketergantungan caleg pada parpol pengusung tidak lagi berlaku. Sebab parpol tidak lagi bertanggung jawab untuk mempromosikan salah satu caleg di internal parpol.

Caleg dipaksa membangun jaringan secara personal ke berbagai daerah. Ketika jaringan personal dengan cara baik sudah tumpul, di sinilah kemu d ian politik uang dimainkan caleg yang tidak mampu mengampanyekan secara ideal.

Bagi caleg yang personal branding-nya tidak kuat, politik uang merupakan salah satu alternatif untuk mengacak pemilih. Pemilih yang masih belum kuat "iman" politiknya dipaksa tunduk terhadap nominal yang sedikit. Harus diakui, pemilih yang menerima uang tidak lantas patuh terhadap pemberi.

Sebab, tidak ada jaminan dari caleg ke pemilih untuk tunduk. Jenis pemilih yang oportunis ini tentu saja tidak bisa dijadikan patokan memenangkan pemilu. Mereka bisa saja datang dari tipe pemilih tradisional dan loyal. Artinya, mereka sudah memiliki pilihan pada pemilu nanti.

Namun mereka tetap menerima uang sogok hanya menguras logistik caleg yang memainkan politik uang. Maka sangat kongruen dengan disertasi Burhanuddin Muhtadi (2018) bahwa pengaruh politik uang terhadap pilihan politik hanya menyentuh angka 10,2 persen.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top