Jumat, 14 Mar 2025, 21:59 WIB

Agar Ekonomi Ngebut ke 8 Persen, Ini yang Dibutuhkan Indonesia

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus.

Foto: ANTARA/Muzdaffar Fauzan

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi sebesar 8% adalah target ambisius bagi Indonesia, mengingat dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi nasional berkisar di angka 4-5%.

Meski demikian mencapai pertumbuhan ekonomi 8% bukan hal yang mustahil, tetapi membutuhkan strategi yang kuat dan eksekusi yang konsisten. Investasi besar, daya beli masyarakat, stabilitas ekonomi, dan inovasi teknologi harus berjalan seiring agar Indonesia bisa mencapai target ambisius ini.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menyatakan Indonesia membutuhkan tambahan dana sebesar Rp1.000 triliun per tahun dalam rasio Produk Domestik Bruto (PDB) guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen.

"Untuk tumbuh 8 persen maka PDB Indonesia harus bertambah Rp1.000 triliun dari nilai PDB 2024," kata dia dalam diskusi Peluang dan Tantangan Industri Kimia di Jakarta, Jumat (14/3).

Dikatakan dia, selama ini perekonomian Indonesia hanya tumbuh sekitar 5 persen atau setara Rp600 triliun dalam satu tahun. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional, dibutuhkan strategi ekonomi yang berfokus pada penguatan sektor jasa dan industri, dengan tetap mendukung sektor pertanian.

Pihaknya sudah membuat skenario pertumbuhan secara sektoral yang nantinya berkontribusi menaikkan pendapatan rasio PDB.

Untuk sektor pertanian dibutuhkan pertumbuhan sebesar 6,07 persen per tahun, pertambangan dan penggalian 8,05 persen, industri pengolahan 8,35 persen, pengadaan listrik dan gas 7,05 persen, konstruksi mesti tumbuh 7,1 persen, perdagangan besar dan eceran 8,83 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 6,24 persen.

Apabila melihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelumnya yang pada tahun 2024 tumbuh sebesar 5,03 persen, angka tersebut mengalami pelambatan 0,02 persen secara tahunan (year on year/YoY) atau 5,05 persen pada tahun 2023.

"Tantangan utama dalam mengakselerasi ekonomi saat ini antara lain daya beli melambat dan akses pasar yang terbatas," ujarnya pula.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan bahwa tidak mustahil pertumbuhan ekonomi delapan persen pada tahun 2029 bisa tercapai.

"Tidak mustahil pertumbuhan ekonomi delapan persen itu bisa tercapai. Memang akhirnya persoalan-persoalan mendasar yang akan menguji kita apakah pertumbuhan ekonomi delapan persen itu tercapai atau tidak,” katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta,lancar (13/3).

Menurut dia, hal penting yang harus ditekankan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah melakukan sinergi dan kerja sama dalam rangka mengurangi konflik maupun perbedaan pendapat guna mengurangi kegaduhan.

Dengan begitu, proses mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi bisa berjalan lancar.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: