Agar Ekonomi Kompetitif, Industri Harus Lebih Efisien
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eko SA Cahyanto dalam acara media briefing The 1 Meeting Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG) G20 secara virtual, Jakarta, Jumat (25/3).
Selama ini, kata dia, melalui award Industri Hijau semakin banyak industri yang menerapkan industri hijau meskipun baru sebatas sukarela. Itu karena besarnya efisiensi yang dihasilkan oleh pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
"Saat ini bahkan kami tengah mendorong penerapan kawasan industri generasi keempat yang mana di dalamnya memuat industri hijau. Misalnya kami fasilitasi KI hijau di Kalimantan Utara,"paparnya.
Adapun Kemenperin menjadi penyelenggara dalam pertemuan pertama TIIWG di Solo, Jawa Tengah, pada 30 Maret hingga 1 April 2022. TIIWG membuka Dialog G20 tentang industri 4.0 di antara anggota G20 dalam rangka memajukan industri yang inklusif dan berkelanjutan.
Ia mengatakan bahwa kerja sama internasional akan menjadi salah satu kunci dalam mengatasi tantangan ini, transformasi industri 4.0 dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Isu transformasi ke teknologi dan industri hijau akan menjadi isu penting yang dibahas dalam forum ini.
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal (KSPM) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Kementerian Investasi Riyatno menyebutkan bahwa lembaga itu memprioritaskan investasi yang sustainable. Terbukti transformasi ekonomi dari industri sektor primer ke industri berbasis nilai tambah atau hilirisasi dalam dua tahun terakhir meningkat.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya