
Agar Ada Multiplier Effect, Bahan Baku MBG Jangan Dari Impor
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti
Foto: istimewaJAKARTA-Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, dengan anggaran yang begitu besar dan kebutuhan baku yang begitu banyak seharusnya sumber bahan bakunya tidak boleh dari impor tetapi hasil produksi sendiri.
"Bahan baku harus dari dalam negeri, gunakan pangan lokal dan pangan hasil produksi sendiri,"tegas Esther, Rabu (5/3) menanggapi besarnya kebutuhan beras sebagai bahan baku program makan bergisi gratis (MBG).
Dia pun mendorong agar pemerintah mengutamakan kemitraan dengan UMKM dan petani lokal sebagai pemasok bahan baku agar multiplier effect program MBG ini semakin luas.
Kemudian lanjut Esther, di tengah efisiensi anggaran program MBG ini sebaiknya bertahap, tahap pertama khusus untuk daerah stunting, tahap dua daerah miskin.
Kemudian, tahap ketiga daerah remote area, dan tahap selanjutnya baru daerah lainnya. Tetapi harus ada evaluasi setiap tahap
"Jangan dipaksakan banyak penerima manfaat tetapi mengorbankan program prioritas lainnya, apalagi efisiensi ini memotong banyak anggaran. Jika tidak bertahap, ekonomi bisa lesu,"pungkas Esther.
Diketahui, Indonesia membutuhkan setidaknya empat juta ton beras untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan target penerima manfaat mencapai 82,9 juta orang.
Butuh 4 Juta Ton Beras
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa semakin banyak penerima manfaat yang diikutsertakan dalam program tersebut, semakin banyak pula bahan baku yang dibutuhkan untuk makanan yang didistribusikan kepada para pelajar di sekolah.
“Jika kita ingin memberi makan 82,9 juta orang, kita membutuhkan sekitar 4 juta ton beras,” kata Zulkifli dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (4/3). Terkait bahan baku, Hasan menyatakan setiap daerah memiliki kebutuhan dan ketersediaan bahan yang berbedabeda. Misalnya, daerah di Jawa membutuhkan ayam dalam jumlah yang besar untuk program tersebut, sedangkan daerah lain membutuhkan ikan.
Program MBG menjadi prioritas utama pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya pelajar sekolah, di 38 provinsi di Indonesia.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Soal Penutupan TPA Open Dumping, Menteri LH: Ada Tahapan Sebelum Ditutup Total
- 2 Rekrutmen Taruna TNI 2025 Sudah Dibuka, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya
- 3 Pemerintah Kota Banjarmasin-Kemenkum Perkuat Sinergi Layanan Kekayaan Intelektual
- 4 Wakil Bupati Belitung Timur Menyarankan Warga Bayar Zakat di Pertengahan Ramadan
- 5 Jadwal Liga 1 Indonesia Pekan ke-26: Jamu Persik, Persib Berpeluang Jaga Jarak dari Dewa United
Berita Terkini
-
Komisi Eropa Usulkan Rencana Persenjatai Kembali Eropa
-
Korsel Berencana Kembangkan Mesin Pesawat Canggih
-
Rossa Akan Gelar Konser Spesial Bertajuk Here I Am Mei Mendatang
-
Pemilu Serentak Diusulkan Dipisah Nasional dan Lokal, Ini Akan Memperkuat Sistem Presidensial
-
Prajurit TNI Tempati Jabatan Sipil Harus Pensiun, jika Berbisnis Dilarang Gunakan Fasilitas Negara