Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Diplomatik

Ada Perang Perebutan Pengaruh Dibalik Krisis Qatar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sementara itu, Faisal Assegaf, pengamat politik Timur Tengah dan penulis buku berjudul "Gaza Simbol Perlawanan dan Kehormatan", menyebut pemutusan hubungan diplomatik terhadap Doha merupakan bentuk kecemburuan Riyadh dan negara-negara Arab lainnya.

Qatar merupakan negara kecil, tetapi sekarang sudah maju dengan pesat. Pada 2015, Bank Dunia bahkan mentasbihkan Qatar sebagai negara terkaya nomor satu di dunia dengan pendapatan perkapita sebesar 146.178 dollar AS dengan angka pengangguran yang hampir nol persen.

Di sisi lain para pemimpin Doha berpikiran lebih maju, berbeda dengan pemimpin negara-negara Arab lainnya yang masih berfikiran primitif. Contohnya, Qatar telah menjadi negara Muslim pertama yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan ajang bergengsi Piala Dunia 2022.

"Pemutusan hubungan diplomatik yang dipimpin oleh Arab Saudi persis seperti perilaku AS. Yakni, ketika mereka bermusuhan dengan negara lain, maka negara-negara sekutu harus ikut memusuhi. Ini kan seperti anak kecil," kata Faisal, Senin.

Awalnya, Riyadh menilai Doha akan tunduk pada tuntutan yang mereka ajukan demi mencairkan sengketa diplomatik. Namun secara mengejutkan, Doha melawan. Hal ini membuat pemerintah Arab Saudi malu besar jika takluk pada Doha sehingga sanksi ekonomi pun dilanjutkan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top