96 Persen Dana BOSP Sudah Disalurkan
Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril.
Foto: Koran Jakarta/M.Ma'rufPada Januari ini sebanyak 96 persen sekolah telah menerima dana Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan.
JAKARTA - Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan (BOSP) 2024 telah disalurkan. Sebanyak 96 persen sekolah telah menerima dana BOSP pada bulan ini.
"Ini menjadi rekor paling cepat sehingga 96 persen dana BOSP dapat disalurkan pada Januari 2024," ujar Direktur Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril dalam siaran youtube Direktorat PAUD Dikdasmen, Rabu (17/1).
Dia mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya pencairan dana BOSP ada pada periode Februari hingga Maret. Menurutnya, percepatan ini tak lepas dari transformasi dana BOSP yang dilakukan. "Hal ini merupakan wujud dari gotong royong dari kita semua dalam melakukan transformasi yang terus kita upayakan bersama-sama dari waktu ke waktu," ujarnya.
Bantuan Platform
Iwan mengungkapkan, terkait BOSP, Kemendikbudristek juga bergotong royong dengan Kemenerian Keuangan dan Kemenerian Dalam Negeri. Utamanya untuk meningkatkan performa penyaluran, baik dari segi aspek regulasi maupun sistem.
Selain itu kemudahan melalui platform Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) serta aplikasi Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah) juga telah banyak membantu sekolah terkait pemanfaatan dan pelaporan dana BOS. Sistem ini turut andil dalam percepatan penyaluran.
"Arkas yang telah membantu satuan pendidikan dalam meng-input data perencanaan sesuai dengan kebutuhan pada sistem yang telah terintegrasi dengan teknologi yang lain. Dan SIPLah yang membantu satuan pendidikan dalam belanja sekolah," katanya.
Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menangah, Kemendikbudristek, Praptono, berharap, ARKAS dan SIPlah lebih optimal. Pada tahun 2024, diharapkan seluruh satuan pendidikan dan Pemerintah Daerah sudah dapat menggunakan kedua aplikasi tersebut.
"Sejatinya ARKAS dan SIPlah menjadi cara Kemendikbudristek untuk mengoptimalisasikan tugas guru dan kepala sekolah dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik dan meningkatkan akuntabilitas sekolah," ucapnya.
Praptono melaporkan bahwa tahun ini 218.898 satuan pendidikan penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan 12,26 persen satuan pendidikan penerima Bantuan Opersional Pendidikan (BOP) sudah menggunakan dan beralih ke ARKAS versi 4.0. Sementara itu, tercatat 68,32 persen satuan pendidikan penerima BOS dan 38,85 persen satuan pendidikan penerima BOP sudah menggunakan SIPlah.
"Kemendikbudristek juga telah melakukan riset kepuasaan pelanggan di tahun 2023. Riset tersebut membuktikan bahwa 80,99 persen pengguna merasa puas dalam menggunakan kedua aplikasi tersebut," terangnya. ruf/S-2