Sabtu, 23 Nov 2024, 02:50 WIB

7 Kecamatan Bekasi Dilanda Banjir

Permukiman warga di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tergenang banjir akibat meluap Kali Cikarang, Kamis (21/11)

Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah

BEKASI - Hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir, luapan air sungai, serta rob atau pasang air laut, telah mengakibatkan banjir di tujuh kecamatan Kabupaten Bekasi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Muchlis, tujuh wilayah terdampak banjir yaitu Kecamatan Muaragembong, Tarumajaya, Babelan, Tambun Utara, Sukatani, Cikarang Pusat, dan Kecamatan Serang Baru.

Dia merinci lima desa se-Kecamatan Muaragembong dilanda banjir rob yakni Desa Pantai Sederhana, Pantai Mekar, Pantai Bakti, Pantai Bahagia dan Pantai Harapan Jaya. Banjir rob juga melanda Kampung Sembilangan di Desa Samudrajaya, Kecamatan Tarumajaya, serta Desa Huripjaya di Kecamatan Babelan.

Di Kecamatan Sukatani, banjir merendam empat titik di tiga desa yakni Kampung Jagawana Desa Sukarukun, Kampung Kobak Baya dan Serengseng di Desa Sukadarma, serta Kampung Gandu di Desa Sukamulya.

“Sama halnya dengan penyebab banjir di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serangbaru yakni Kali Cikarang meluap,” katanya.

Sejumlah permukiman warga di Desa Satriamekar, Karang Satria dan Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, turut tergenang banjir akibat luapan Kali Bekasi.

Sedangkan di Kecamatan Cikarang Pusat, kata dia, banjir yang melanda Kampung Parung Lesang di Desa Pasirranji dipicu luapan Kali Cibeet. Namun saat ini sudah berangsur surut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi Dodi Supriyadi menambahkan telah menerjunkan personel Unit Reaksi Cepat (URC) untuk melakukan asesmen, sekaligus mengirim logistik untuk membantu warga terdampak banjir.

“Di Desa Sukarukun, Kecamatan Sukatani, kami juga telah mendirikan tenda darurat,” katanya. Dia mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai dan berdekatan dengan dataran tinggi untuk meningkatkan kewaspadaan karenalokasi tersebut rawan terjadi banjir serta tanah longsor pada musim hujan ini.

“Semua tetap waspada dan berhati-hati serta lakukan pembersihan sampah di masing-masing lingkungan, saluran air juga. Jangan sampai tersumbat sampah yang dapat mengakibatkan banjir maupun bencana longsor,” kata dia.”

Edukasi Anak

Masih terkait masalah sampah, pengabdian masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI) mengedukasi para siswa SDN 1 Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, tentang sampah plastik. UI mengajak mereka mencintai lingkungan sejak dini.

“Untuk 10-15 tahun lagi, anak-anak ini akan berada pada usia produktif. Mereka menjadi penentu jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat,” Ungkap Ketua Tim Pengmas UI Yuki Wardhana.

Menurutnya, edukasi sejak dini sangat penting tentang bahaya sampah untuk membentuk karakter anak muda di masa yang akan datang dan menghasilkan generasi sadar sampah.

Selaku Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan UI, Yuki juga menegaskan pentingnya edukasi cinta lingkungan, khususnya di sekolah agar dapat menanamkan rasa peduli lingkungan dengan membantu mengurangi peningkatan jumlah sampah.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, sampah di Indonesia pada tahun lalu mencapai 69,9 juta ton. Mayoritassampah makanan sebesar 41,6 persen dan plastik 18,71 persen. “Gaya hidup atau perilaku merupakan kunci dalam mengurangi jumlah sampah dan gaya hidup akan dibentuk sejak anak-anak,” ujar dia.

Yuki juga menekankan pentingnya mengurangi sampah di level keluarga untuk membantu menghemat biaya pengelolaan sampah negara.

Para siswa di SDN 1 Bojong Rawalumbu dikenalkan mengenai perjalanan sampah plastik yang biasa dibuang oleh masyarakatmenuju tempat pembuangan akhir. Sampah terkadang bisa mencapai laut dan berlayar sampai ribuan km karena sulit terurai. Ant/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: