Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

54 Persen Pelajar di Luar Negeri Alami Kecemasan Terkait Keuangan

Foto : aloysius

Foto ilustrasi tiga pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di luar negeri. Menurut survei mereka merasa khawatir tidak mampu mengelola keuangan dengan baik ketika menjalankan studi.

A   A   A   Pengaturan Font

Mengurus transaksi uang internasional adalah tantangan besar lainnya bagi pelajar ketika studi di luar negeri. Survei menemukan bahwa 57 persen responden masih menggunakan layanan tradisional seperti bank lokal untuk mengirim dan menerima uang dari luar negeri, yang dikenakan biaya transaksi yang lebih tinggi.

"Selain itu, transfer ini biasanya memakan waktu 3-5 hari untuk sampai, yang dapat menjadi masalah bagi mahasiswa yang mengandalkan pengiriman uang rutin untuk kebutuhan hidup mereka," terang Wise.

Lebih lanjut, survei menemukan bahwa 50 persen responden masih belum menyadari adanya biaya tambahan dalam transaksi internasional, seperti mark-up pada kurs. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi finansial agar pelajar dapat membuat keputusan yang lebih bijak ketika mengirim uang ke luar negeri.

Zahid Ibrahim, YouTuber dan Mahasiswa di Ritsumeikan Asia Pacific University, membagikan pengalamannya. Sebelum pindah ke luar negeri, ia mengaku sudah merencanakan budget untuk biaya sekolah, akomodasi, dan kebutuhan sehari-hari.

"Tapi, waktu sampai di Jepang, aku tetap kaget dengan biaya hidup yang lebih tinggi dan menjadi ragu untuk mengeluarkan uang. Bahkan, aku sampai enggak mau memotong rambut. Ada juga biaya-biaya tak terduga, seperti perlengkapan kuliah tambahan," ungkapnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top