Koran-jakarta.com || Rabu, 26 Mar 2025, 14:10 WIB

Sering Alami Anxiety? PAFI Ungkap Penyebab dan Cara Pengobatannya

  • Anxiety
  • Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI)
  • gangguan kecemasan

JAKARTA - Berbicara tentang gangguan kesehatan, salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh remaja hingga orang dewasa adalah gangguan kecemasan secara berlebihan. Gangguan kecemasan atau lebih dikenal sebagai anxiety disorder adalah kondisi mental yang ditandai dengan perasaan cemas, khawatir, atau takut yang berlebihan dan berlarut-larut, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Prevalensi gangguan kecemasan di Indonesia mencapai 68,7% pada remaja hingga orang dewasa.

Sering Alami Anxiety? PAFI Ungkap Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ket.

Doc: Freepik/EyeEm Sering Alami Anxiety? PAFI Ungkap Penyebab dan Cara Pengobatannya

PAFI pafidairikab.org adalah salah satu organisasi kesehatan terkemuka dan peduli kesehatan masyarakat Indonesia. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia saat ini menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan dan organisasi internasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta praktik kefarmasian.

Organisasi PAFI akan terus aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab terjadinya gangguan kecemasan secara berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor utama penyebab terjadinya gangguan kecemasan berlebihan?

Gejala awal penderita gangguan kecemasan secara berlebihan adalah perasaan gugup hingga jantung berdegup kencang. Kemudian, sulit bagi pikiran serta tubuh untuk mengontrol perasaan saat menghadapi sesuatu. Hal ini membuat penderitanya merasakan serangan panik karena ketakutan dan kekhawatiran. Berikut adalah beberapa faktor penyebab utama gangguan kecemasan secara berlebihan yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Faktor genetik atau riwayat keluarga

Faktor genetik atau riwayat keluarga merupakan faktor utama penyebab anxiety disorder. Jika ada anggota keluarga yang menderita gangguan kecemasan, maka risiko untuk mengalami kondisi serupa juga lebih tinggi. Penelitian dari PAFI menunjukkan bahwa individu dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan kecemasan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan kondisi ini.

2. Faktor lingkungan

Pengalaman negatif dalam lingkungan, seperti trauma, kekerasan dalam rumah tangga, situasi pekerjaan yang stres, ataupun pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat memicu kecemasan berlebihan. Lingkungan yang tidak mendukung atau penuh tekanan dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan seseorang.

3. Adanya perubahan kehidupan

Faktor selanjutnya menyebabkan gangguan kecemasan berlebihan adalah perubahan hidup secara drastis. Perubahan besar dalam kehidupan, seperti pernikahan, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau pindah ke tempat baru, dapat meningkatkan tingkat kecemasan. Perubahan-perubahan ini seringkali memerlukan penyesuaian yang signifikan, yang dapat menimbulkan kecemasan tentang masa depan atau ketidakpastian.

4.Adanya ketidakseimbangan zat kimia dalam otak

Ketidakseimbangan neurotransmitter seperti serotonin dan noradrenalin dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan kecemasan. Neurotransmitter ini berperan penting dalam mengatur mood dan respons terhadap stres. Ketika keseimbangan ini terganggu, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengelola kecemasan secara efektif.

5. Pola pikir dan perilaku

Pola pikir negatif dan perilaku yang tidak sehat dapat memperburuk kecemasan. Misalnya, seseorang yang memiliki pola pikir pesimis atau cenderung menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan mungkin lebih rentan mengalami gangguan kecemasan.

6. Kondisi medis lainnya

Faktor terakhir penyebab gangguan kecemasan berlebihan adalah gangguan medis lainnya seperti seperti hipertiroidisme, gangguan jantung, dan kondisi yang mempengaruhi sistem saraf dapat memicu gejala kecemasan. Gejala-gejala ini seringkali mirip dengan gejala gangguan kecemasan, sehingga penting untuk melakukan evaluasi medis yang menyeluruh.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati gangguan kecemasan berlebihan?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai faktor penyebab terjadinya gangguan kecemasan secara berlebihan atau anxiety disorder. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala gangguan kecemasan dan membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:

1. Antidepresan

Obat antidepresan dapat dengan baik mengelola dan mengontrol gangguan kecemasan secara berlebihan. Obat-obatan seperti fluoxetine, sertraline, dan citalopram dapat bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin di otak, sehingga penderitanya memiliki mood yang baik serta lebih tenang dalam menghadapi sesuatu.

2. Benzodiazepine

Obat benzodiazepine seperti alprazolam dan diazepam dapat digunakan untuk meredakan gejala kecemasan dalam jangka pendek. Namun, penggunaannya harus hati-hati karena risiko ketergantungan yang cukup tinggi.

3. Pregabalin

Pregabalin adalah jenis obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan, terutama jika pasien juga mengalami nyeri neuropatik atau kejang. Pregabalin memiliki efek menenangkan dan dapat membantu mengurangi gejala kecemasan.

4. Buspirone

Buspirone adalah obat ansioselektif yang digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan umum tanpa efek sedatif yang signifikan. Buspirone tidak memiliki risiko ketergantungan seperti benzodiazepine, tetapi mungkin memerlukan waktu beberapa minggu untuk mulai bekerja.

5. Hydroxyzine

Hydroxyzine adalah antihistamin yang juga dapat digunakan untuk menghilangkan kecemasan. Obat ini kadang-kadang digunakan sebagai alternatif untuk benzodiazepine karena memiliki efek sedatif yang lebih ringan.

Selain mengonsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup seperti berolahraga teratur, meditasi, dan menghindari kafein juga dapat membantu mengurangi gangguan kecemasan secara berlebihan. Penting agar berkonsultasi dengan apoteker untuk pemilihan obat dan dosis sesuai kondisi kesehatan. 

(IKN)

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait