Koran-jakarta.com || Rabu, 08 Mei 2024, 00:00 WIB

Mesir Desak Israel dan Hamas untuk Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

  • konflik timur tengah
  • Israel
  • Mesir

ANKARA - Presiden Mesir, Abdel-Fattah Al-Sisi, mendesak Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, untuk menyepakati perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.

Mesir Desak Israel dan Hamas untuk Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

Ket. Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi.

Doc: ANTARA/ANADOLU Mesir Desak Israel dan Hamas untuk Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

"Saya mengikuti perkembangan positif yang terjadi dalam negosiasi saat ini untuk mencapai gencatan senjata menyeluruh di Jalur Gaza," kata Sisi dalam pernyataan di akun X miliknya, Senin (6/5).

Seperti dikutip dari Antara, sisi menyerukan semua pihak untuk melakukan lebih banyak upaya demi mencapai kesepakatan yang akan mengakhiri tragedi kemanusiaan yang diderita rakyat Palestina, serta memfasilitasi pertukaran sandera dan tahanan antara Israel dan Hamas.

Hamas mengatakan pada Senin malam bahwa mereka telah menerima proposal Qatar dan Mesir untuk gencatan senjata di Gaza. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyampaikan persetujuan kelompoknya terhadap proposal tersebut melalui panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan Kepala Intelijen Mesir, Abbas Kamel.

Namun, Israel menilai tawaran gencatan senjata yang disetujui oleh Hamas itu tidak memenuhi tuntutan-tuntutan Tel Aviv. Mengutip pernyataan yang dirilis Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Senin malam, Israel akan mengirimkan tim untuk melakukan pembicaraan dengan mediator untuk memanfaatkan kemungkinan mencapai kesepakatan dengan persyaratan yang dapat diterima Israel.

Tekanan Militer

Menurut pernyataan itu, Kabinet Perang Israel memutuskan untuk melanjutkan operasi di Rafah untuk menerapkan tekanan militer terhadap Hamas, dengan tujuan mencapai kemajuan dalam pembebasan sandera serta tujuan perang lainnya.

Keputusan Hamas disampaikan setelah tentara Israel pada Senin pagi memerintahkan warga Palestina yang berada di Rafah timur untuk segera melakukan evakuasi ke Kota Al-Mawasi di Jalur Gaza selatan.

Sekitar 100.000 warga sipil Palestina diperkirakan tinggal di daerah yang akan dievakuasi. Rafah adalah rumah bagi lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina yang berlindung dari perang yang dilancarkan Israel, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menurut Israel menewaskan hampir 1.200 korban.

Sementara itu, Amerika Serikat telah menunda penjualan ribuan senjata berpemandu presisi kepada Israel di tengah meningkatnya ketegangan di Jalur Gaza, lapor Wall Street Journal dengan mengutip sejumlah narasumber.

Washington diperkirakan akan menjual 6.500 sistem JDAM (bom berpemandu) kepada Israel. Di hari yang sama, Israel memulai operasi militer di Rafah bagian timur di Jalur Gaza selatan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan operasi militer tersebut akan mengganggu pengiriman bantuan kemanusiaan yang sedang berlangsung ke Gaza.

Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF) telah melancarkan operasi kontraterorisme di bagian timur Kota Rafah, Jalur Gaza, pada Senin malam (6/5).

"Semalam, pasukan darat IDF memulai operasi kontraterorisme yang tepat berdasarkan intelijen IDF dan ISA untuk melenyapkan teroris Hamas dan membongkar infrastruktur teroris Hamas di wilayah tertentu di Rafah timur," tulis IDF di Telegram.

Israel juga mengeklaim telah mengambil kendali atas wilayah Rafah yang merupakan perbatasan antara Gaza dan Mesir. IDF melenyapkan sekitar 20 anggota Hamas dan menghancurkan tiga terowongan bawah tanah yang digunakan oleh gerakan pejuang Palestina tersebut.

Tim Redaksi:
S
M

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Selocahyo Basoeki Utomo S

Artikel Terkait