Presiden Serbia Sebut Eropa Dihantui 'Neraka' Musim Dingin Akibat Krisis Energi
- Rusia
- Energi
- Krisis Energi Global
- Gas Rusia
- Perang Rusia-Ukraina
Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada hari Kamis (3/11) memperingatkan akan banyak negara-negara Eropa berada dalam "neraka" selama musim dingin menyusul meroketnya biaya energi.

Ket. Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
Doc: TANJUG/RADE PRELI
Mengantisipasi hal itu, pemerintah di ibu kota Serbia, Beograd telah melakukan yang terbaik untuk menimbun gas alam, jika pipa gas yang memasok bahan bakar melalui Turki disabotase.
"Cuaca yang lebih dingin akan mulai dalam lima hingga tujuh hari dan kemudian Eropa akan mulai membakar cadangan gasnya," kata Vucic kepada wartawan setelah mengamati latihan militer di Serbia timur.
"Kemarin harga gas $219 untuk 1.000 meter kubik dan hari ini $450," tambah Vucic.
"Ini akan naik setiap hari, karena ketika batch pertama mulai meninggalkan stok dan tidak ada yang bisa diisi ulang, harganya akan naik," sambungnya.
Vucic mencatat lonjakan harga gas juga akan membuat listrik lebih mahal, menunjuk pada lonjakan harga yang serupa di pasar spot Eropa, yang katanya naik dari €156 per megawatt-jam pada hari Rabu (2/11) menjadi €240 pada hari Kamis (3/11).
Walau begitu, Vucic bersikeras bahwa Serbia sendiri sudah siap, setelah menimbun 667 juta meter kubik gas di empat fasilitas.
Anda mungkin tertarik:
"Orang-orang Serbia tidak memiliki alasan untuk khawatir, bahkan jika terjadi sesuatu pada pipa TurkStream yang mengirimkan gas alam dari Rusia," katanya.
Serbia yang bukan anggota Uni Eropa (UE), belum bergabung dengan sanksi blok tersebut terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, meskipun ada tekanan yang meningkat dari Brussels untuk melakukannya.
Melansir Russia Today, gas berjangka Eropa diperdagangkan antara $1.333 dan $1.405 per 1.000 meter kubik pada hari Kamis (3/11), di tengah kekhawatiran bahwa cuaca yang luar biasa hangat akan segera digantikan oleh musim dingin mulai November.
Sebagai informasi, aliran gas alam dari Rusia yang telah lama diandalkan oleh UE, telah terganggu tahun ini oleh berbagai faktor. Selain sanksi UE terhadap Moskow atas konflik di Ukraina yang memperumit pembayaran, jaringan pipa Nord Stream rusak akibat ledakan pada bulan September. Sebuah pipa melalui Polandia berhenti bekerja pada bulan Mei karena sanksi balasan, sementara transit gas melalui Ukraina dihentikan pada bulan Oktober.