MUI Buka Sekolah HAM, Menag: Semoga Jadi Titik Temu dengan Agama yang Sering Kontradiktif dengan HAM
- HAM
- Majelis Ulama Indonesia (MUI)
- Menteri Agama (Menag)
- Fatwa MUI
- MUI
JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membentuk sekolah Hak Asasi Manusia (Human Rights School).

Ket. Menag menghadiri International Webinar on Human Rights, Rabu (15/12)
Doc: Istimewa
Menurut Menag Yaqut, tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa kondisi dimana konsep HAM internasional tidak sejalan bahkan kadang kontradiktif dengan konsep HAM yang berlaku di Indonesia atau Islam.
Hal ini yang perlu dicarikan solusi dan titik temu sehingga dapat menjadi panduan dalam praktik keberagamaan umat, khususnya di Indonesia.
Misalnya, kebebasan individu dalam beragama, hukum Indonesia dan dunia memiliki titik perbedaan. Contoh lainnya adalah praktik sunat bagi perempuan yang memiliki berbagai perspektif yang saling bertentangan.
"Saya sangat menyambut baik launching MUI Human Rights School. Kita sangat berharap bahwa launching dan keberadaan MUI Human Rights School ini akan menjadi solusi," kata Menag saat mewakili Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalamInternational Webinar on Human Rights in Various Perspectives and The Launching of MUI Human Rights School, di Jakarta, Rabu (15/120.
Menag menyampaikan, bila mendalami lebih jauh, isu mengenai ketidakadilan dan promosi HAM menjadi masalah krusial di negeri ini. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama muslim seringkali berhadapan dengan isu-isu HAM.
"Karenanya, saya sangat menyambut baik International webinar yang mengulas topik hak asasi manusia dari berbagai perspektif, yakni Islam,Universal Declaration of Human Rights, dan juga sudut pandang Indonesia," ungkap Menag.(YK/N-3)