ADB: Indonesia Butuh Pertumbuhan Tahunan 7 Persen
- Asia Development Bank (ADB)
- Reformasi Struktural
JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) menyatakan Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah dan angkatan kerja yang muda, serta pasar domestik yang besar, namun ekonominya rata-rata hanya tumbuh di kisaran 5 persen.

Ket. JOSE ANTONIO TAN III Direktur ADB untuk Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Perdagangan di Asia Tenggara - Program ini mendukung pelaksanaan strategi kemitraan ADB untuk Indonesia periode 2020–2024.
Doc: ISTIMEWA
Bahkan, pada 2020 lalu, akibat dampak pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang pertama sejak krisis keuangan Asia.
Direktur ADB untuk Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Perdagangan di Asia Tenggara, Jose Antonio Tan III dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (29/10) mengatakan Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk kembali ke kondisi sebelum pandemi.
Indonesia jelasnya memerlukan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar tujuh persen agar mampu mencapai target untuk pulih dari pandemi dan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
Untuk itu, reformasi struktural paparnya diperlukan demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, lebih inklusif, dan berkelanjutan.
Selain itu, juga perlu mendorong program daya saing, modernisasi industri, dan akselerasi perdagangan serta upaya meningkatkan kesetaraan gender. Kesetaraan gender itu bisa melalui peningkatan pengumpulan data pada usaha milik perempuan dan peningkatan partisipasi perempuan dalam kegiatan usaha dengan pemerintah.
"Dengan mendukung rencana pembangunan jangka menengah, program ini selaras dengan sasaran iklim pemerintah, atau kontribusi yang ditentukan secara nasional, berdasarkan Kesepakatan Paris," kata Jose seperti dikutip dari Antara.
Anda mungkin tertarik:
Ramah Investasi
Berkaitan dengan upaya mendorong reformasi struktural, Bank Pembangunan Asia itu menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dollar AS atau sekitar 7,2 triliun rupiah. Pinjaman itu untuk mendukung upaya Pemerintah mendorong terciptanya lingkungan usaha yang makin kompetitif dan ramah investasi, serta mempercepat pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Pinjaman berbasis kebijakan, yang diiringi oleh bantuan teknis dan pertukaran pengetahuan, didesain agar menjadi bagian penting dari strategi pemerintah melakukan pemulihan pasca pandemi Covid-19.
"Subprogram ini akan membantu Indonesia menciptakan lingkungan yang ramah investasi, memfasilitasi perdagangan, dan membangkitkan dunia usaha," kata Jose.
Ia menyebutkan aspek pertama dari tiga subprogram yakni program daya saing, modernisasi industri, dan akselerasi perdagangan akan mendukung upaya reformasi Indonesia yang sedang berjalan untuk mempermudah langkah-langkah memulai usaha, menarik investasi asing langsung bagi sektor manufaktur, dan menyederhanakan transaksi terkait lahan bagi investor.
Subprogram pertama tersebut juga bertujuan untuk membantu pemerintah meningkatkan layanan logistik, memfasilitasi perdagangan, mendorong penciptaan lapangan kerja, serta memberi insentif bagi perusahaan dalam mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan keterampilan pekerja.
"Program ini mendukung pelaksanaan strategi kemitraan ADB untuk Indonesia periode 2020-2024, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi melalui reformasi," tutup Jose.