15 Juta Buku Didistribusikan untuk Tingkatkan Literasi
Mendikbudristek, Nadiem Makarim
Dijelaskannya, banyak buku yang tidak sesuai dengan konteks anak. Di sisi lain orang tua kerap mencekoki standar moralitas tinggi kepada anak lewat buku bacaan. "Buku-buku yang disalurkan dapat diakses gratis melalui platform digital Kemendikbudristek dan Room to Read dan Let's Read. Jadi ini kolaborasi kita karena kita tak bisa menjalankan sendiri," tandasnya.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek, E. Aminudin Aziz, mengatakan, kemampuan literasi erat kaitannya dengan kebiasaan dan pembiasaan membaca yang dilakukan oleh masing-masing individu sejak usia dini. Dia menyebut, murid-murid memiliki minat baca tinggi, tapi tidak dibarengi dengan ketersediaan buku bacaan.
"Persoalannya, tingginya minat baca tidak didukung ketersediaan buku bacaan. Kalau tersedia, bahan bacaan itu belum tentu sesuai minat anak yang dibuat dari perspektif anak," terangnya.
Dia menyebut, 15 juta buku tersebut disediakan dari berbagai cara. Selain dari sayembara penulisan buku anak, bimbingan teknis, dan kerja sama, ada juga penerjemahan buku anak bahasa daerah dan bahasa asing. "Kini kita memiliki koleksi cukup banyak sebagai sumber belajar untuk meningkatkan literasi anak," ucapnya.
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya