Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Program Pendidikan

15 Juta Buku Didistribusikan untuk Tingkatkan Literasi

Foto : ANTARA/AstridFaidlatulHabibah

Mendikbudristek, Nadiem Makarim

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendistribusikan 15 juta buku untuk meningkatkan literasi di satuan pendidikan. Buku tersebut terdiri dari 716 judul buku dan akan disalurkan ke hampir 20 ribu satuan pendidikan.

"Ini adalah rekor buat Kemendikbudristek yang sudah menyediakan dan mendistribusikan 15 juta eksemplar buku," ujar Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dalam Merdeka Belajar Episode 23, di Jakarta, Senin (27/2).

Nadiem mengatakan, pendistribusian buku tidak hanya untuk sekolah di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T), tetapi juga ke sekolah dengan data Asesmen Nasional (AN) dengan nilai literasi rendah. Dia menyebut saat ini satu dari dua peserta didik tidak mencapai kompetensi minimum literasi.

"Ini bukan berita baru tapi sudah kita ketahui dari lama dan data PISA juga menunjukkan hal yang sama. Ini satu permasalahan yang fundamental dan harus kita ubah," jelasnya.

Program Pendampingan

Nadiem mengungkapkan, pihaknya juga mengadakan pelatihan dan pendampingan bacaan kepada kepala sekolah, guru hingga pustakawan. Dia menyebut jangan sampai buku sekadar dikirimkan, tanpa ada program pemanfaatannya.

Dia memastikan, pelatihan tersebut dilakukan secara masif di setiap jenjang dari tingkat nasional, regional, kabupaten/kota dan sekolah. Pelatihan tersebut seperti praktik membaca nyaring serta teknik agar murid tertarik untuk ikut membaca.

"Materi pelatihannya juga dapat diakses secara mandiri, kita memberikan pelatihan ini secara gratis melalui aplikasi platform merdeka mengajar yang sudah digunakan dua juta guru," pungkasnya.

Nadiem mengingatkan, buku bacaan bagi pelajar mesti disesuaikan berdasarkan jenjang. Sebanyak 15 juta buku yang disalurkan sudah dikategorikan secara berjenjang.

Dijelaskannya, banyak buku yang tidak sesuai dengan konteks anak. Di sisi lain orang tua kerap mencekoki standar moralitas tinggi kepada anak lewat buku bacaan. "Buku-buku yang disalurkan dapat diakses gratis melalui platform digital Kemendikbudristek dan Room to Read dan Let's Read. Jadi ini kolaborasi kita karena kita tak bisa menjalankan sendiri," tandasnya.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek, E. Aminudin Aziz, mengatakan, kemampuan literasi erat kaitannya dengan kebiasaan dan pembiasaan membaca yang dilakukan oleh masing-masing individu sejak usia dini. Dia menyebut, murid-murid memiliki minat baca tinggi, tapi tidak dibarengi dengan ketersediaan buku bacaan.

"Persoalannya, tingginya minat baca tidak didukung ketersediaan buku bacaan. Kalau tersedia, bahan bacaan itu belum tentu sesuai minat anak yang dibuat dari perspektif anak," terangnya.

Dia menyebut, 15 juta buku tersebut disediakan dari berbagai cara. Selain dari sayembara penulisan buku anak, bimbingan teknis, dan kerja sama, ada juga penerjemahan buku anak bahasa daerah dan bahasa asing. "Kini kita memiliki koleksi cukup banyak sebagai sumber belajar untuk meningkatkan literasi anak," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top