Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 19 Mar 2019, 01:00 WIB

Penting Sekali Mengerem Hasrat Berbelanja

Foto:

Judul : Beli karena Butuh
Penulis : Andi Sri Wahyuni, Akt
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan : 2018
Tebal : 144 halaman
ISBN : 978-602-04-8014-5

Banyak orang seperti remaja kerap menimbun barang. Mereka membeli bukan karena perlu atau butuh, melainkan alasan lain seperti lucu, mutakhir, diskon, atau murah. Buku ini mengutarakan bahwa memiliki sedikit barang tidak masalah. Kadang, malah memiliki barang segudang dapat membuat stres. "Kebahagiaan yang hakiki tidak didapat dari benda-benda. Semakin sederhana kamu, semakin bahagia hidupmu," (hal 21).

Buku ini menyertakan hasil penelitian dari akademisi psikologi Universitas Negeri Surabaya tentang hubungan harga diri seseorang dengan perilakunya terhadap tindakan berbelanja secara berlebihan. Hasilnya menyatakan semakin tinggi tingkat harga diri seseorang, semakin rendah pula tingkat keinginannya untuk berbelanja berlebihan. Sebaliknya, mereka yang memiliki tingkat harga diri rendah, justru akan semakin senang memenuhi hasrat belanjanya (hal 78).

Sebelum membawa barang belanjaan ke kasir atau melakukan check out saat belanja online, ada baiknya konsumen benar-benar memikirkan barang-barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Jangan-jangan hanya keinginan karena tergoda embel-embel lucu, murah, atau pengen. Jika demikian, bisa saja barang yang dibeli tidak terpakai dengan baik dan mubazir. Sebenarnya, begitu banyak dampak kebiasan boros. Salah satunya bumi juga turut dieksploitasi sumber daya alamnya untuk menyediakan bahan-bahan produksi.

"Kebahagiaan sejati muncul bukan karena setiap keinginan telah terpenuhi, namun justru karena bebas dari keinginan-keinginan sesaat untuk memuaskan ego semata," (Rospitadewi dan Efferin, 2017). Tidak hanya mengulas pentingnya memilah setiap barang yang menjadi kebutuhan dan keinginan, buku ini menyarankan mengelola keuangan agar lebih teratur sehingga tak boros.

Memang tidak mudah menghilangkan kebiasaan satu ini, tetapi sebisa mungkin hindarilah belanja saat stres. Ini salah satu cara. Sebab kalau emosi sedang tidak stabil, sulit berpikir rasional dan realistis. Saat itulah peluang besar terjadi pemborosan.

Utamakan fungsi daripada merek. Sebab pada dasarnya, tidak ada perbedaan signifikan antarmerek. Misalnya, sabun cuci dengan label supermarket dan hasil produksi sebuah perusahaan terkenal. Harga sabun cuci supermarket lebih murah ketimbang yang bermerek, tapi fungsinya sama. Kadang, kualitasnya pun tidak berbeda jauh, sama-sama dapat membersihkan noda dan menghilangkan aroma tak sedap.

Buku Beli karena Butuh mengajarkan lebih selektif memilah barang, memprioritaskan kebutuhan, dan menyertakan beberapa penelitian. Judulnya sebagai referensi menjadi minimalis. Secara keseluruhan, buku in bisa memandu hidup hemat. Banyak pelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar tidak boros dan tetap merasa cukup dengan miliknya.

Diresensi Dety Suhaeti Mutiara, Mahasiswi Manajemen Komunikasi Institut STIAMI Jakarta

Redaktur:

Penulis: Arip, CS Koran Jakarta, Dika, Dimas Prasetyo, Dio, Fandi, Fathrun, Gembong, Hamdan Maulana, Hayyitita, HRD, Ichsan Audit, Ikn, Josephine, Kelly, Khoirunnisa, Koran Jakarta, Leni, Lukman, Mahaga, Monic, Nikko Fe, Opik, Rabiatul Adawiyah, Rizky, Rohmad, Sujar, Tedy, User_test_2, Wahyu Winoto, Wawan, Zaky

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.