Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 18 Des 2024, 01:20 WIB

Menjaga Kesehatan Masyarakat Dari Serangan DBD

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat ditemui di Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (16/12).

Foto: ANTARA/Risky Syukur

JAKARTA – Untuk menekan kasus DBD, dinkes terus mengembangbiakkan bibit nyamuk aedes aegypti berwolbachia. Dinkes menggeser dari Kelurahan Kembangan Utara ke Kelurahan Meruya Utara. “Implementasi wolbachia di Kecamatan Kembangan kini masih berjalan. Kembangan Utara sudah selesai, akan bergeser ke Meruya Utara,” jelas Kepala Dinkes Jakarta, Ani Ruspitawati, Selasa.

Ani menuturkan, Pemprov Jakarta sudah memiliki peta sebaran implementasi wolbachia sampai dengan Juni 2025. “Jadi, kita sudah punya peta jalan sampai Juni 2025. Selain itu, terpenting warga sudah menerima implementasi wolbachia,” ucap Ani. Implementasi wolbachia, kata Ani, ditargetkan rampung di seluruh wilayah Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat bulan Juni 2025.

“Juni tahun depan seluruh Kecamatan Kembangan sudah mengimplementasikan wolbachia,” tutur Ani. Lebih lanjut, dampak dari implementasi wolbachia secara teori baru tampak setelah dua tahun. Secara teori, tujuan akhirnya adalah pengentasan nyamuk aedes di lingkungan 60 persennya adalah nyamuk aedes yang berwolbachia (nyamuk tidak bisa lagi menyebarkan virus dengue). Kalau sudah tercapai lebih kurang sekitar dua tahun, baru dampaknya signifikan akan mulai dirasakan.

Kasus DBD Jakarta Barat berjumlah 188 Agustus 2024. Kemudian September 101 kasus. Bulan Oktober 79 kasus dan hingga 14 November 29 kasus. Tren kasus DBD Jakarta Barat dalam tiga bulan terakhir terhitung turun drastis lantaran pernah hampir mencapai 800 kasus dalam satu bulan.

Ispa

Pekerjaan Dinkes lain adalah mengantisipasi penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang berpotensi meningkat pada musim penghujan atau ketika cuaca buruk. “Kita terus monitor, termasuk kalau lagi musim hujan seperti ini, biasanya ISPA meningkat,” tandas Ani. Munculnya ISPA tersebut diakibatkan kondisi cuaca yang tidak menentu serta suhu Jakarta yang fluktuatif. Maka, lanjut Ani, dinkes memiliki sistem khusus bila terjadi peningkatan ISPA, yakni imbauan kewaspadaan dini.

“Kita sebenarnya punya sistem kewaspadaan dini. Sebelumnya kita monitor, kalau terjadi peningkatan kasus, kita akan sampaikan ke masyarakat untuk kewaspadaan dini,” ujar Ani. Meskipun demikian, Ani mengaku belum mengantongi data terbaru jumlah penderita ISPA Jakarta. “Datanya sedang kita update lagi,” ucap Ani. Sebelumnya, Deputi Klimatologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa Jakarta memasuki musim penghujan pada akhir Oktober 2024. Puncak musim hujan terjadi November sampai Februari 2025.

Adapun kasus ISPA Jakarta Januari tahun lalu tercatat sebanyak 102.609 kasus dan Juli meningkat drastis mejadi 156.000 kasus. Medical Manager Halodoc dr Monica Cynthia Dewi memberikan tips untuk menghadapi penyakit ISPA dan influenza.

Monica menyarankan masyarakat segera mencari bantuan medis apabila gejala ISPA tidak membaik dalam 2-3 hari meskipun sudah mengonsumsi obat. Apalagi kalau juga mengalami demam tinggi lebih dari 38 derajat Celcius selama lebih dari dua hari. “Tambah lagi kesulitan bernapas atau nyeri dada,” tandasnya. Dia juga minta menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan minum suplemen vitamin.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.