Ketua Program Pascasarjana STF Driyarkara Wafat
Foto:JAKARTA - Ketua Program Studi Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Romo Herry B Priyono, SJ, meninggal, Senin (21/12), di Jakarta. Romo Herry dikabarkan terkena serangan jantung, pukul 11.20 WIB.
Saat ini, Romo kelahiran Paroki St Petrus-Paulus Babadan, Sleman, Yogyakarta, tersebut disemayamkan di Kolese Kanisius Jakarta. Para umat, kenalan, sahabat, dan rekan diharapkan tidak melayat ke Kanisius. Ada ruang chat di misa requiem di youtube untuk mengucapkan belasungkawa.
Romo Herry sempat dilarikan ke RS Carolus Jakarta karena dikabarkan jatuh pada sekitar pukul 10.00 WIB. "Benar, Romo Herry jatuh. Sempat dilarikan ke Carolus, tetapi beliau tidak tertolong," jelas Minister Canisius, Romo Alaxander Koko Siswijayanto
Selain mengajar di STF, Romo juga banyak mengadvokasi hak-hak masyarakat. Dia juga menjadi dosen di berbagai kampus.
Dr Bernardinus Herry Priyono,SJ, mengajar mata kuliah ilmu-ilmu sosial, pengantar studi filsafat, filsafat politik, filsafat ekonomi, filsafat ilmu-ilmu sosial, metode penulisan tesis magister, metode penelitian dan penulisan disertasi PhD. Dia juga menelaah isu korupsi, antikorupsi, dan globalisasi.
Setelah lulus SDN Pokoh, Romo melanjutkan ke SMP Sanjaya. Lalu masuk ke Seminari Mertoyudan. Yesuit menjadi pelabuhan panggilannya. Seperti biasa, dia harus melalui penggemblengan rohani di Novisiat SJ Girisonta, Semarang. Lalu melanjutkan studi di STF Driyarkara, Jakarta.
Kemudian dia belajar sosiologi di University of the Philippines, Diliman, Quezon City, Metro Manila bergeral MA. Studi berikutnya, di Fakultas Theologi Weda Bhakti, Kentungan, Yogyakarta. Kelak menjadi bagian dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Setelah beberapa waktu, Romo Herry menjalani studi ke London tentang ekonomi-politik dan teori sosial di London School of Economics and Political Science (LSE), lulus MSc (distinction), lalu melanjutkan studi sampai gelar PhD.Dia menulis banyak buku. Salah satunya Korupsi.
Penghargaan yang diterima anara lain The Robert McKenzie Prize 1998 dari LSE atas prestasi akademik. Pada era 1990-an, dia bekerja sebagai peneliti utama dan Wakil Direktur Institut Sosial Jakarta (ISJ) yang aktif mendampingi kaum miskin kota dan melakukan advokasi hak-hak dasar warga.
Saat merebak kerusuhan sosial pada Mei 1998, Romo Herry pun aktif membantu para korban kekerasan aparat keamanan. Hari ini, pukul 19.00 tadi, telah dipersembahkan Misa Requiem. Tanggal 23 Romo Herry akan dimakamkan di peristirahatan terakhir di Girisonta. Dia adalah putra pasangan Bapak/Ibu Ratno, sama-sama mengajar di SMP Sanjaya. Dia juga meninggalkan seorang kakak wanita dan dua adik (perempuan dan laki-laki). RIP Romo Herry. wid/G-1
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Jenderal Bintang Empat Akan Lakukan Ini untuk Dukung Swasembada Pangan
- 2 Warga Dibekali Literasi Digital Wujudkan IKN Kota Inklusif
- 3 Butuh Perjuangan Ekstra, Petugas Gabungan Gunakan Perahu Salurkan Bantuan ke Lokasi Terisolasi
- 4 Ini Sejumlah Kebijakan untuk Pengaturan Mobilitas Natal dan Tahun Baru
- 5 Bangun Ekosistem, Kemenperin Pertemukan IKM Pangan dengan Industri Besar
Berita Terkini
- Ini yang Dilakukan Pemerintah untuk Meningkatkan Daya Beli Masyarakat
- Diaspora Nyatakan Siap Bantu Generasi Muda Miliki Daya Saing Global
- Dampak Proyek LRT, Transjakarta Menutup Sementara Pelayanan di Dua Halte Ini
- Pelatih Claudio Ranieri Tegaskan AS Roma Masih Butuhkan Jasa Penyerang Paulo Dybala
- Gelombang Pasang Rendam Rumah Warga di Selatan Sukabumi