Jumlah Wirausaha Tembus 3,1 Persen
Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga.
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Jumlah wirausaha di Tanah Air telah tembus 3,1 persen dari total jumlah penduduk yang saat ini sekitar 260 juta jiwa. Angka tersebut telah melampaui standar internasional sebanyak 2 persen.
"Kami optimistis persentase jumlah wirausaha Indonesia bisa mencapai 5 persen di tahun 2019, atau sama dengan yang dicapai Malaysia saat ini," kata Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga, saat jumpa pers awal tahun terkait capaian kinerja 2017 dan rencana kerja 2018 Kementerian Koperasi dan UKM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pada tahun sebelumnya (2016), rasio wirausaha di Tanah Air baru 1,65 persen, hingga akhir tahun 2017 telah mencapai lebih dari 3,1 persen. "Itu data dari BPS (Badan Pusat Statistik)," tegasnya.
Kendati demikian, Puspayoga mengakui bahwa jumlah wirausaha di Indonesia masih terbilang rendah dibanding negara lain. Ia mengambil contoh Singapura yang telah mencapai 7 persen dan Malaysia 5 persen.
Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen terus berupaya meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. Hal tersebut, di antaranya dilakukan melalui sejumlah pelatihan-pelatihan, pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Tentunya cara ini tidak akan berhasil tanpa kerja sama dengan para stakeholder terkait, seperti pihak pemerintah daerah, perbankan, dan lainnya," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga memberikan bantuan modal awal kepada wirausaha pemula untuk pengembangan usaha mikro. Tahun lalu, Kemenkop dan UKM menganggarkan dana sebesar 15,6 miliar rupiah yang dialokasikan kepada 1.200 wirausaha pemula di kawasan daerah tertinggal, kawasan ekonomi khusus, dan daerah antarkelompok berpendapatan rendah.
Program tersebut, lanjut dia, terus dilanjutkan. Pada tahun 2018 ditargetkan sebanyak 1.831 wirausaha pemula bantuan modal masih-masih sebesar 10 hingga 13 juta rupiah.
Kontribusi Koperasi
Selain jumlah wirausaha "pecah telur", Puspayoga juga mengklaim bahwa dua program lainnya juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dua program itu adalah kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari 1,7 persen menjadi 4,48 persen, dan anak usaha Koperasi Pinjam Jasa (Kospin Jasa) yakni PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mintra Abadi (JMAS) Tbk mampu mencatatkan sahamnya di lantai bursa efek Indonesia.
"Itu merupakan beberapa hasil konkret dari bergulirnya program Reformasi Total Koperasi, seperti reorientasi koperasi di mana lebih memfokuskan pada kualitas koperasi ketimbang kuantitas, rehabilitasi koperasi di mana kita membenahi database, hingga pengembangan koperasi," papar Puspayoga.
Oleh karena itu, lanjut Puspayoga, ke depan pihaknya akan terus memfokuskan program-programnya untuk lebih meningkatkan kontribusi koperasi terhadap PDB. Karena, meski ada peningkatan kontribusi koperasi pada PDB, namun dibanding negara lain masih terbilang rendah.
"Untuk mewujudkan itu, kita tidak mungkin bekerja sendiri. Kita melakukan koordinasi dengan gerakan koperasi, gubernur, bupati, dan wali kota, termasuk dengan pihak swasta," pungkasnya. cit/E-3
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Batas Baru Bunga Harian Pinjaman Online Mulai Diberlakukan, Catat Perubahannya
- 2 Kemenag: Biaya Haji 2025 di Kisaran Rp80 Jutaan
- 3 Presiden Resmi Umumkan PPN 12 Persen, Berlaku 1 Januari 2025
- 4 Prabowo dan Sri Mulyani Tiba di Kantor Kemenkeu di Tengah Rencana PPN Naik
- 5 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai