Jaksa Agung Saudi Tolak Berikan Informasi ke Turki
Foto: istimewaMojeb tidak menunjukkan niat untuk berkolaborasi guna menuntaskan kasus terebut.
ANKARA- Jaksa Agung Arab Saudi Sheikh Saud al-Mojeb menggelar pertemuan dengan intelijen Turki berkaitan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, Rabu (31/10). Mojeb meninggalkan hotel pukul 21.10 waktu setempat, dan menuju markas intelijen Turki (MIT). Dia sempat melangsungkan pertemuan dengan Jaksa Penuntut Turki Irfan Fidan sebelum menginspeksi Konsulat Saudi di Levent, Istanbul.
Kolumnis Turki Abdulkadir Selvi dalam kolomnya di Hurriyet menuturkan, Mojeb menolak untuk membagi informasi dengan otoritas setempat selama kunjungannya. Dalam tulisannya, Selvi menduga Mojeb datang ke Turki dalam rangka mengumpulkan informasi tentang Khashoggi, bukan untuk berbagi informasi.
Dia menjelaskan, penyelidik Turki menjadi tidak nyaman ketika Mojeb selalu menolak saat ditanyakan di mana jenazah Khashoggi berada. Maupun saat didesak untuk mengungkapkan ke-18 pelaku yang diklaim Saudi telah ditangkap, serta warga lokal yang bekerja sama dengan pembunuh tersebut.
Selvi menyatakan fokus utama Mojeb adalah mengejar ponsel Khashoggi yang dilaporkan diserahkan kepada tunangannya, Hatice Cengiz, sebelum dia masuk ke gedung konsulat. Dia menduga kedatangan Mojeb tidak untuk menyelesaikan kasus, melainkan melindungi Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).
"Jika tidak, mengapa dia harus menyembunyikan informasi yang begitu penting kepada para penyelidik Turki?" tanya Selvi.
Tidak hanya Selvi, pejabat senior Turki yang menolak disebutkan identitasnya itu berujar Mojeb tidak menunjukkan niat untuk berkolaborasi. Pejabat anonim itu mengatakan, Mojeb begitu antusias saat mendengarkan paparan dari Turki mengenai bukti yang mereka temukan.
"Namun, dia sepertinya tidak nyaman, dan tidak berniat untuk bekerja sama untuk menuntaskan penyelidikan ini," terangnya.
Khashoggi dilaporkan menghilang saat memasuki konsulat untuk mengurus dokumen pernikahan dengan Cengiz. Saudi awalnya bersikukuh dia telah meninggalkan gedung. Namun sumber internal penyelidik Turki menyatakan kontributor The Washington Post tersebut dibunuh oleh 15 orang dan jenazahnya dimutilasi.
Riyadh kemudian memberikan pengakuan bahwa Khashoggi tewas dalam pertikaian, sebelum kantor jaksa penuntut mengumumkan dia tewas dalam pembunuhan berencana. Sumber dari dinas intelijen Inggris (MI6) mengaku mereka telah mengetahui plot pembunuhan itu, dan sempat meminta Saudi membatalkan niatnya. Adapun seorang teman Khashoggi menjelaskan, si jurnalis dibunuh karena mengetahui dan punya bukti Saudi menggunakan senjata kimia dalam konflik di Yaman.
Di tempat terpisah, Hatice Cengiz menuntut keberadaaan jasad tunangannya, sehingga dia dapat menguburnya dengan layak.
Cengiz, yang tidak pernah melihat tunangannya lagi, mengatakan bahwa dia mencoba percaya bahwa tunangannya masih hidup. Cengiz ingin tahu siapa yang memerintahkan pembunuhan tunangannya.
"Kami masih belum tahu di mana tubuh Jamal," kata Cengiz."Tidak ada penjelasan tentang ini. Dia belum mendapat pemakaman layak. Ini tidak dapat diterima dalam aturan Islam. Ini adalah tugas terakhir kami untuk memenuhinya." AFP/P-4
Redaktur: Khairil Huda
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 3 Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- 4 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
- 5 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial