Gejala Ringan yang Tak Boleh Diabaikan
Foto: IstimewaMenurut data World Health Organization (WHO), kanker paru (Lung Cancer) adalah penyakit yang diam-diam mematikan, serta merupakan jenis kanker dengan angka kematian tertinggi, yaitu 1.59 juta pada 2012.
Salah satu penyebab angka kematian yang tinggi adalah akibat sulitnya mendiagnosis kanker paru secara dini. "Sekitar 40 persen orang yang didiagnosis kanker paru, baru menerima diagnosis setelah penyakit berkembang. Dari 1/3 diagnosis, kanker telah mencapai stadium 3," ujar Evelina Suzanna, dokter spesialis patologi anatomi dari RS Kanker Dharmais Jakarta.
Berikut beberapa tanda dari kanker paru yang tidak boleh Anda abaikan.
- Batuk yang tidak dapat disembuhkan
Batuk sangat umum terjadi. Anda dapat batuk akibat demam atau karena tersedak. Namun, jika batuk tidak segera berhenti setelah demam hilang atau tidak membaik setelah diobati, Anda perlu mengunjungi dokter untuk memeriksa paru atau X-ray.
- Perubahan pada batuk
Batuk kronis sering kali merupakan gejala dari kondisi lain, seperti refluks asam lambung (GERD), asma, atau alergi. Namun, jika kondisi batuk berubah (seperti dari batuk kering kemudian batuk berdahak atau berdarah), Anda perlu mengunjungi dokter.
- Sesak napas setelah aktivitas normal
Apabila Anda tidak dapat bernapas normal setelah melakukan aktivitas rutin seperti naik tangga, mengangkat barang, atau melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat Anda lakukan tanpa kesulitan bernapas, segera hubungi dokter.
- Alami nyeri dada
Kanker paru dapat menyebabkan rasa sakit pada dada, bahu, atau punggung. Apabila kanker menyebabkan nyeri dada, rasa tidak nyaman mungkin disebabkan kelenjar getah bening atau metastasis pada dinding dada, pleura (lapisan di sekitar paru) atau rusuk yang membengkak.
- Napas bersuara
Napas yang tersengal-sengal terjadi saat paru berkontraksi, tersumbat, atau meradang. Napas yang tersengal dapat menjadi pertanda dari kondisi kesehatan seperti alergi dan asma. Jangan mengabaikannya. Jika kondisi tidak segera membaik, Anda perlu segera memberi tahu dokter.
- Suara berubah
Suara Anda dapat menjadi serak saat demam, seperti saat baru bangun tidur. Namun, jika merasakan perubahan pada suara Anda, atau seseorang mengatakan pada Anda bahwa suara Anda menjadi lebih berat dan serak, segera periksakan ke dokter.
- Kehilangan berat badan
Penurunan berat badan yang tiba-tiba adalah tanda yang tidak baik. Orang dengan kanker paru sering mengalami kehilangan berat badan pada waktu singkat, disebabkan sel kanker yang menggunakan semua energi dan nutrisi. Jangan abaikan perubahan pada berat badan Anda.
- Alami nyeri tulang
Kanker paru tahap lanjut dapat menyebabkan nyeri tulang. Kebanyakan orang dengan kanker tulang adalah orang yang lebih tua, sehingga mereka menganggap nyeri tulang adalah proses penuaan. Nyeri pada tulang akibat kanker paru sering kali terpusat di bagian punggung atau bahu, lengan, atau leher, walaupun jarang terjadi. Nyeri akibat kanker paru sering kali memburuk saat Anda beristirahat dan saat malam hari.
- Sakit kepala yang tidak kunjung hilang
Rasa nyeri yang paling berbahaya dari kanker paru adalah sakit kepala. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kanker telah menyebar dari paru hingga ke otak. Pada beberapa kasus, kanker paru dapat menyebabkan sakit kepala karena tumor menekan saraf yang melalui dada. Tekanan ini dapat mengakibatkan sakit kepala. Jika Anda memiliki sakit kepala yang tidak kunjung hilang, Anda perlu segera menemui dokter. pur/R-1
Beberapa Faktor Risiko Lain
Anggota keluarga yang mengidap kanker paru kemungkinan besar berkontribusi terhadap kanker paru yang Anda miliki. Kanker paru biasanya menyerang orang dewasa yang lebih tua. Anda berisiko lebih tinggi ketika menginjak usia 65 tahun atau lebih. Usia rata-rata penderita kanker paru adalah sekitar 70 tahun.
"Anda berisiko terkena kanker paru apabila pernah memiliki penyakit paru kronis, seperti TBC, bronkitis kronis, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Penyakit paru ini menyebabkan peradangan dan jaringan parut di paru yang dapat memicu kanker paru," ungkap Sita Laksmi Andarini, dokter spesialis paru dari RS Persahabatan Jakarta.
Terapi radiasi yang pernah dilakukan untuk mengobati jenis kanker lain dapat memicu kanker paru, terutama jika Anda seorang perokok aktif.
Tidak banyak orang yang menyadari adanya risiko terkena kanker paru dengan berada di sekitar perokok aktif. Anda menghirup bahan kimia penyebab kanker dari asap rokok.
Kemudian, nutrisi yang tepat sangat diperlukan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Oleh karena itu, kekurangan nutrisi juga dapat meningkatkan risiko kanker paru. pur/R-1
Bagaimana dengan Perokok Pasif?
Meski merokok merupakan penyebab yang tak dapat diperdebatkan lagi dari kanker paru, tidak semua kasus kanker paru terjadi pada perokok atau mantan perokok. Berikut sejumlah faktor yang dapat membuat perokok pasif terkena penyakit mematikan tersebut.
- Gas radon
Menurut US Environmental Protection Agency, penyebab utama kanker paru bagi non-perokok adalah paparan gas radon. Gas radon dapat berjalan melalui tanah dan memasuki rumah melalui celah fondasi, pipa, saluran air, atau bukaan lainnya.
- Perokok pasif
Perokok pasif atau penghirup asap yang dihasilkan dari perokok lain yang tinggal atau bekerja bersama merupakan faktor risiko munculnya kanker paru. Non-perokok yang tinggal dengan perokok memiliki peningkatan 24 persen risiko terkena kanker paru bila dibandingkan dengan non-perokok lainnya.
- Asbes
Serat mikroskopik asbes terlepas dari bahan isolasi dan terbang melalui udara sehingga mereka dapat terhirup ke paru. Serat asbes dapat bertahan seumur hidup di dalam jaringan paru berikut paparan asbes.
- Polusi udara
Sudah lama diketahui kedua polusi udara dalam ruangan maupun luar ruangan menyebabkan kanker paru. WHO pada 2013 mengklasifikasikan polusi udara luar ruangan sebagai agen penyebab kanker (karsinogen). Polusi udara dari kendaraan, industri, dan pembangkit listrik dapat meningkatkan kemungkinan perkembangan paru pada para individu yang terpapar.
- Keturunan
Karena tidak semua perokok berakhir dengan kanker paru, maka ada kemungkinan faktor lain, seperti kerentanan genetik individu. Sejumlah penelitian menunjukkan kanker paru lebih mungkin terjadi di kedua individu, baik perokok maupun non-perokok, yang memiliki kerabat penderita kanker paru-paru dibandingkan dengan populasi umum.
- Mutasi gen
Peneliti belajar lebih banyak tentang apa yang menyebabkan sel-sel berubah menjadi kanker, dan bagaimana sel-sel kanker paru berbeda antara non-perokok dan perokok. Artikel yang diterbitkan di Clinical Cancer Research menjelaskan jenis mutasi gen tertentu ternyata lebih umum pada kanker paru non-perokok. Mutasi menyebabkan gen hidup terus menerus, sehingga sel-sel kanker paru-paru tumbuh lebih cepat. pur/R-1
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 4 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
- 5 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”