Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Eksploitasi Data - “Facebook” Mengaku Terlambat Bertindak

Zuckerberg Minta Maaf

Foto : Photo: AFP

Siap Berikan Keterangan - CEO Facebook, Mark Zuckerberg bersiap-siap memberikan keterangan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan kongres di Capitol Hill, Washington DC, Selasa (10/4) WIB.

A   A   A   Pengaturan Font

Washington DC - Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg, meminta maaf terkait dengan keterlibatan sosial media yang ia kelola dalam skandal eksploitasi data Cambridge Analytica.

Zuckerberg menyatakan penyesalannya karena mengizinkan aplikasi pihak ketiga untuk mengambil data dari para pengguna Facebook tanpa seizin mereka.

"Itu (skandal Facebook- Cambridge Analytica) adalah kesalahan saya dan saya minta maaf. Saya memulai Facebook, menjalankannya, dan saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi di situ,"

kata Zuckerberg dalam testimoni tertulisnya yang diterbitkan oleh Komite Perdagangan dan Energi dari Dewan Perwakilan Rakyat (Kongres) AS, sesaat sebelum Rapat Dengar Pendapat, di Capitol Hill, Washington DC, AS, Senin ( 9/4) waktu setempat atau Selasa (10/4) WIB.

Sekitar 87 juta akun pengguna Facebook, termasuk satu juta dari Indonesia, menjadi korban eksploitasi data yang dilakukan oleh firma big data asal Inggris, Cambridge Analytica.

Facebook dituduh membiarkan- bahkan dituding dengan sengaja mengizinkan serta memfasilitasi - eksploitasi data yang dilakukan oleh Cambridge Analytica.

Audiensi, Selasa WIB, ini menjadi kesempatan pertama bagi perusahaan itu untuk membahas kebijakan privasi di hadapan para anggota dewan. Kesempatan itu juga menjadi kemunculan pertama Zuckerberg di hadapan Kongres.

Amankan Kanal

Alumni Harvard University juga mengaku "terlalu lambat" untuk bertindak serta tidak cepat menanggapi dugaan campur tangan Russia selama Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016.

Zuckerberg juga menyampaikan bahwa perusahaannya tidak melakukan langkah dan mekanisme yang cukup melindungi informasi para pengguna dan menjaga keberlangsungan demokrasi.

"Jelas bahwa kami tidak melakukan langkah dan mekanisme yang cukup untuk mencegah hal-hal semacam itu digunakan untuk maksud yang berbahaya, mencakup berita palsu, campur tangan asing dalam pemilu, pidato kebencian, dan privasi data," lanjut Zuckerberg.

"Kami tak berpandangan luas tentang tanggung jawab kami, dan itu adalah kesalahan yang sangat besar," tambah Zuckerberg.

Dalam membahas isu-isu yang sedang dihadapi oleh kanalnya, Zuckerberg mengungkapkan akan mengamankan kanal Facebook agar pengembang seperti Aleksandr Kogan, pembuat aplikasi kuis psikologi yang memanen puluhan juta data pengguna Facebook, tidak bisa lagi melakukan praktik tersebut ke depannya.

"Kami harus memastikan pengembang seperti Kogan yang dulu mendapatkan akses ke banyak informasi ke depannya tidak bisa mengakses informasi sebanyak itu," kata Zuckerberg.

Ia juga mengungkapkan perusahaan mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) untuk menghapus akun palsu secara umum dan membangun teknologi yang bisa mencegah penyelewengan.

Zuckerberg juga mengatakan telah bekerja sama dengan pemerintah AS dan asing tentang integritas pemilu.

Pada kesimpulannya, Zuckerberg menyatakan prioritas Facebook adalah misi sosial untuk mendekatkan masyarakat, membangun prioritas, dan menghubungkan dunia. Prioritas tersebut tidak akan bisa dikesampingkan selama ia masih menjalankan perusahaan raksasa media sosial itu.

"Saya memulai Facebook ketika masih kuliah dan sudah berjalan begitu jauh sejak itu. Setiap hari, masyarakat menggunakan layanan kami untuk tetap terhubung dengan orangorang terpenting di hidup mereka," kata Zuckerberg. gma/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top