Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Yuk, Kenali Peluang Industri untuk Bangun Kesuksesan Berbisnis 

Foto : Istimewa.

Workshop pengembangan bisnis UMKM pada rangkaian Workshop Business Mastery, UMKM Level Up Business Accelerator 2024, di Jakarta, belum lama ini. 

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Langkah awal pengembangan bisnis dimulai dari mengenali bisnis dan peluangnya dengan mengidentifikasi kategori industri, ukuran pasar, dan core environment.

Pernyataan ini menjadi pembuka workshop pengembangan bisnis UMKM pada rangkaian Workshop Business Mastery, UMKM Level Up Business Accelerator 2024, di Jakarta, belum lama ini. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendukung UMKM binaan Program UMKM Level Up Business Accelerator 2024 agar meningkatkan daya saing dalam dunia bisnis.

Pada hari ketiga workshop ini, para pelaku UMKM belajar merencanakan strategi membangun bisnis bersama master coach Budi Satria Isman selaku Business and Management Expert dalam materi Strategic Business Plan. Budi menyatakan bahwa penting untuk memahami kategori industri yang dimiliki dan seberapa besar pasar dari industri tersebut ketika ingin mengembangkan bisnis.

"Jika Anda ingin pahami kategori industri Anda, ada empat hal yang harus dipertanyakan, yaitu seberapa besar pasarnya, bagaimana pertumbuhannya, tingkat kompetisinya, dan mudah atau tidak orang masuk ke bisnis Anda," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/10).

Untuk mencari tahu tentang ukuran pasar dan potensi pertumbuhan bisnis, tambah Budi, cari dahulu data aktual atau data primer mengenai kondisi industri terkini. Misalkan untuk UMKM penjual kopi, maka bisa mencari data mengenai tren peminat kopi di Indonesia, atau statistik pertumbuhan bisnis kopi saat ini.

Data terkait kondisi industri tersebut bisa didapatkan dari informasi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) atau Kementerian, dan bisa pula dari lembaga non-pemerintah. Setelah mendapatkan data primer, maka langkah selanjutnya adalah membuat asumsi pasar dengan melakukan ekstrapolasi.

"Ekstrapolasi ini, jika anda sudah memiliki data primernya, anda bisa membuat asumsi dulu. Misalkan seberapa besar pasar anda di lingkup tempat anda berjualan? Contohnya di lingkungan kompleks anda," jelasnya.

Selain itu, Budi juga menekankan untuk mempertimbangkan core environment, yaitu faktor lingkungan sekitar bisnis yang dapat memengaruhi jalannya bisnis. Faktor luar ini tidak dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis, sehingga perlu diperhitungkan dan diantisipasi karena akan berpengaruh dalam proses perencanaan strategi bisnis.

"Apa sih faktor-faktor di luar sana yang tidak bisa saya kontrol tapi bisa berpengaruh terhadap bisnis saya, contohnya peraturan pemerintah, perubahan teknologi, perilaku konsumen, ekonomi makro, dan supplier," lanjutnya.

Workshop kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi kelompok bersama fasilitator. Setiap kelompok peserta dipandu oleh satu orang fasilitator dalam mengisi workbook untuk melakukan analisis bisnis yang dimiliki dan rencana pengembangan bisnis yang akan dilakukan.

Kemudian, peserta diminta mempresentasikan hasil pengisian workbook tersebut untuk dievaluasi oleh master coach. Setelah evaluasi workbook, kegiatan workshop pun berakhir dan ditutup oleh sambutan Direktur Pemberdayaan Informatika, Slamet Santoso.

Dalam sambutannya, Slamet menyatakan perkembangan digitalisasi di Indonesia membuka banyak peluang bagi mereka yang memanfaatkannya, tetapi juga memunculkan tantangan bagi para pelaku UMKM dengan adanya produk asing yang seringkali lebih murah dan punya daya tarik tersendiri.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top