Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 28 Sep 2021, 16:46 WIB

Yogya sebagai Kota Batik Dunia, Batik Jadi Tampilan Kawula Muda

GKR Bendara saat jadi pembicara kunci.

Foto: Istimewa

YOGYAKARTA - Predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia patut membuat bangga karena respons dunia terhadap batik Indonesia sangat baik.Pencanangan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO pada Oktober 2009pun menjadi pengakuan bernilai strategis akan eksistensi batik dan pentingnya bagi peradaban nusantara.

Hal ini diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada pembukaan Seminar Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2021 di Hotel Royal Ambarrukmo,Selasa (28/09). Menurut Sri Sultan, beberapa tahun terakhir ini batik kembali menarik perhatian khalayak. Batik pun tidak lagi menjadifashionyang monoton.

"Tanpa menghilangkan unsur budaya, batik dapat dipadupadankan untuk membuat tampilan bagi para kawula muda tetapfashionable. Tentu kita berharap kaum milenial dan generasi milenial ini bukan hanya bangga mengenakan batik. Lebih dari itu,makna filosofis dari setiap corak juga harus diketahui dan dipahami," kata Sri Sultan.

Sri Sultan menambahkan, tidak hanya indah,batik juga sarat makna simbolis dalam penggunaannya.Meski saat ini batik sudah menjadi produk global, layaknya produkfashionlainnya, tetapi tidak ada salahnya apabila generasi muda juga memahami setiap makna batik yang dikenakannya."Kini batik bukan lagi hanya milik para tetua yang mapan. Batik sudah menjadi bagian dari gaya hidup para kawula muda," imbuh Sri Sultan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda DIY, GKR Hemas mengatakan, di tengah kondisi pandemi yang penuh tantangan ini justru memberikan kesempatan yang langka untuk menyelenggarakan JIBB menjadi sebuah acara yang tidak hanya digebyarkan dalam waktu satu bulan, namun menjadi acara yang berkesinambungan dan kontinyu selama satu tahun. Tema JIBB 2021 Borderless Batik: From Heritage To Millenial Lifestyle.

"Tema ini mengandung maknabahwa seni batik di era modern idealnya dapat berkembang melintasi batasanruang dan waktu, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta teknologi terkini," ungkap Hemas.

Hemas mengatakan, secara dasar,seni batik juga dapat dikembangkan secara fleksibeldalam menyikapi berbagai batasan formal, sehingga seni batik dapat berkembang lebih luas dengan dinamis namun tetap bijaksana, dalam artian tanpa meninggalkan pakem dasarnya.

"Seni batik tidak dapat hanya berhenti pada tradisi saja, namun harus mampu melampaui tantangan di era disrupsi seperti saat ini. Oleh karena itu, seni batik diharapkan dapat menjangkau kaum milenial yang penuh ide-ide inovatif dan kreatif yang merupakan generasi masa depan. Generasi inilah yang akan menjaga kelestarian dan mampu mengembangkan seni batikdengan sentuhan pembaharuan yang selaluup to date," imbuh Hemas.

Pada acara pembukaan ini hadir pula Ketua JIBB 2021, Gatot Saptadi. Dan di sesi diskusi, GKR Bendara bertindak sebagai pembicara kunci.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.