Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Xiang Guangda, Raja Nikel Tiongkok yang Membekukan Perdagangan Logam Berusia 145 Tahun

Foto : Istimewa

Taipan logam Tiongkok, Xiang Guangda.

A   A   A   Pengaturan Font

Perusahaan Xiang merupakan pemain besar di pasar nikel global, telah menginvestasikan miliaran di negara-negara dengan cadangan nikel besar seperti Indonesia, mengekstraksi dan memurnikan sejumlah besar logam penting untuk pembuatan kebutuhan modern seperti baterai mobil listrik.

Xiang dan perusahaannya adalah pionir awal dalam perdagangan nikel global, dan tindakannya dapat sangat berpengaruh dalam pergerakan pasar.Pada 2019, Tsingshan sendirian membuat harga nikel melonjak setelah membeli persediaan logam dalam jumlah besar menjelang larangan ekspor nikel mentah dari Indonesia, di mana industri ekstraksi nikel Xiang berkantor pusat. Tapi langkah terakhir Xiang ternyata gagal spektakuler.

Dalam beberapa bulan terakhir 2021, harga nikel mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun, diperdagangkan pada sekitar 21.000 dollar AS per ton, akibat dari persediaan yang relatif rendah ditambah dengan meningkatnya permintaan untuk logam tersebut, karena investor di seluruh dunia mencari lebih banyak aplikasinya dalam baterai kendaraan listrik (EV) dan manufaktur baja stainless.

Menurut Bloomberg, karena harga nikel terus meningkat, Xiang mulai menjual logam tersebut. Ketika investor menjual saham pendek, mereka bertaruh bahwa suatu komoditas akan kehilangan nilainya, sambil meminjam dari broker untuk dijual di pasar terbuka. Setelah nilai komoditas turun, investor dapat membeli kembali saham tersebut dengan untung sebelum mengembalikan pinjaman mereka ke broker.

Tetapi jika investor membuat taruhan yang salah, dan nilai suatu komoditas naik, mereka perlu menutupi diri mereka sendiri dengan membeli kembali saham tersebut pada harga yang lebih tinggi. Ini disebut short squeeze, dan ini bisa membuat barang menjadi lebih mahal bagi penjual pendek, karena membeli kembali saham membuat nilai aset menjadi lebih tinggi. Itulah yang terjadi dengan Xiang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top