Xi Jinping Tegaskan 7 Prinsip Hubungan Tiongkok-AS kepada Biden
Presiden Xi Jinping (kanan) bertemu dengan Presiden Joe Biden (kiri) di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru, pada Sabtu (16/11/2024).
Foto: ANTARA/XinhuaBEIJING - Presiden Xi Jinping menegaskan tujuh prinsip yang harus dijaga dalam hubungan Tiongkok dan Amerika Serikat kepada Presiden Joe Biden, saat kedua pemimpin negara itu bertemu di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru, pada Sabtu (16/11).
"Ada baiknya untuk meninjau kembali pengalaman empat tahun terakhir dan mengambil pelajaran dari pengalaman itu," kata Xi seperti dikutip ANTARA dari keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Minggu (17/11).
"Pelajaran pertama, penting untuk memiliki paradigma yang benar. Perangkap Thucydides bukanlah keniscayaan historis," tuturnya.
Perangkap Thucydides mengacu pada pernyataan sejarawan Yunani kuno yang menyebut bahwa, ketika kekuatan yang sedang bangkit mengancam untuk menggantikan kekuatan yang berkuasa, perang menjadi hasil yang paling mungkin terjadi.
"Perang Dingin baru tidak boleh dan tidak dapat dimenangkan. Membendung Tiongkok adalah tindakan yang tidak bijaksana, tidak dapat diterima dan pasti akan gagal," katanya mengingatkan.
Kedua, ujar Xi, penting untuk menyelaraskan kata-kata dengan tindakan.
"Seseorang tidak dapat membangun dirinya sendiri tanpa kredibilitas. Tiongkok selalu menepati kata-katanya. Jika AS selalu mengatakan satu hal kemudian melakukan hal lain, itu hanya akan merusak citranya sendiri, juga kepercayaan Tiongkok terhadap AS," katanya.
Ketiga, penting untuk memperlakukan pihak lain secara setara. Sebagai dua negara besar, kata Xi, baik Tiongkok maupun AS tidak boleh saling memaksakan keinginan, menekan, ataupun merampas hak sah demi mempertahankan status sebagai pemimpin.
Keempat, penting untuk tidak menantang garis merah dan prinsip-prinsip utama.
"Kontradiksi dan perbedaan antara Tiongkok dan AS tidak dapat dihindari tapi satu pihak tidak boleh merusak kepentingan inti pihak lain, apalagi mencari konflik atau konfrontasi," kata Presiden Xi.
Prinsip "Satu Tiongkok" dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS adalah landasan politik hubungan Tiongkok-AS. Prinsip-prinsip tersebut harus dipatuhi, katanya.
Xi menyebut masalah Taiwan, demokrasi dan hak asasi manusia, jalur dan sistem Tiongkok, serta hak pembangunan Tiongkok sebagai garis merah bagi Tiongkok.
"Keempat hal ini tidak boleh ditantang karena merupakan pagar pembatas dan jaring pengaman terpenting bagi hubungan Tiongkok-AS," katanya menegaskan.
Kelima, penting untuk melakukan lebih banyak dialog dan kerja sama.
"Dalam situasi saat ini, kepentingan bersama antara Tiongkok-AS justru meluas dibanding berkurang," ujar Xi.
Ia memberi contoh bahwa kerja sama tetap bisa dijalankan pada berbagai bidang, termasuk ekonomi, perdagangan, pertanian, pemberantasan narkotika, penegakan hukum dan kesehatan masyarakat.
"... juga untuk menangani tantangan global seperti perubahan iklim dan kecerdasan buatan serta mengatasi masalah-masalah internasional," ujar Xi, menjelaskan.
Kedua negara harus memperluas daftar kerja sama dan membuat kue kerja sama yang lebih besar untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan.
"Keenam, penting untuk menanggapi harapan rakyat. Hubungan Tiongkok-AS harus selalu memajukan kesejahteraan kedua masyarakat dan mendekatkan mereka," kata Xi.
Untuk memfasilitasi pertukaran personel dan budaya, ujarnya, kedua negara perlu membangun jembatan dan jalan, menyingkirkan gangguan dan rintangan serta menahan diri dari melakukan tindakan apa pun yang memiliki efek yang menakutkan.
Ketujuh, penting untuk melangkah maju guna mengambil tanggung jawab sebagai negara besar.
"Tiongkok dan AS harus selalu mengingat masa depan umat manusia dan tanggung jawab mereka untuk perdamaian dunia dan penyediaan barang publik," kata Xi, menambahkan.
Kedua presiden juga disebut menegaskan kembali tujuh poin kesepahaman bersama tentang prinsip-prinsip panduan hubungan Tiongkok-AS, yaitu memperlakukan satu sama lain dengan hormat serta menemukan cara untuk hidup berdampingan secara damai.
Aspek-aspek lainnya adalah menjaga jalur komunikasi yang terbuka, mencegah konflik, menegakkan Piagam PBB, bekerja sama dalam bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama, dan mengelola isu persaingan dalam hubungan secara bertanggung jawab.
"Kedua negara siap untuk menegakkan prinsip-prinsip ini, terus menstabilkan hubungan Tiongkok-AS, dan memastikan transisi hubungan yang lancar," menurut keterangan tersebut.
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dampak Proyek LRT, Transjakarta Menutup Sementara Pelayanan di Dua Halte Ini
Berita Terkini
- Perkuat Kolaborasi, RI dan 10 Negara Sinergi Berantas "IUU Fishing" Kawasan Asia Tenggara
- Kasus Penyisihan Barang Bukti, 11 Mantan Anggota Satresnarkoba Barelang Segera Disidangkan
- Presiden Prabowo Serukan D-8 Harus Lebih dari Blok Ekonomi untuk Raih Kemakmuran Rakyat
- Semoga Tidak Memanas, Kasal: Laporan Terbaru Sebut Tingkat Ancaman di Lebanon Level 2
- Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Bangka Tengah Kembangkan Potensi Wisata di Pulau Nangka