'Wow' Gendruwo Sudah Muncul
Foto: KORAN JAKARTA/ONESGendruwo atau Genderowo, kini sudah dimunculkan dalam wacana poliitik. Aslinya, kalau benar ada aslinya, gendruwo adalah nama makhluk halus yang lebih banyak bersemayam di tempat gelap, di pohon, di rumah kosong. Sosoknya mudah dikenali, karena besar dan tinggi, jauh lebih besar dari rata-rata kita.
Suka berada di pinggir jalan-untunglah begitu, sebab kalau di tengah jalan pasti tersambar kendaraan. Sebagai makhluk halus, Gendruwo tidak terlalu seram. Ia hadir untuk menaku-nakuti anak kecil. Yang jika malam masih suka keluyuran, akan ketemu Gendruwo. Mahkluk halus dalam kisah di Jawa, punya target dan tujuan tertentu.
Misalnya yang dinamai memedi usus, atau Hantu Usus. Bentuknya persis usus, bisa menjerat dan mengikat anak-anak yang suka mencuri buah. Atau jenis pocong, mayat hidup yang dibikin ribet sendiri gerakannya dengan meloncat melalui gerakan kaki lurus, tangan lurus. Dengan gerak itu kalau ingin mengejar buruan yang ketakutan, pastilah susah sekali.
- Baca Juga: Hukum Harus Adil dan Pasti
- Baca Juga: Menolong Pemulung Tanpa Identitas Diri yang Sedang Sakit Parah
Ada juga jenis yang isinya hanya tulang-tulang tubuh, berklotekkan. Saya pernah mengumpulkan dan memunculkan dalam lakon monolog, betapa banyak ragam makhluk halus dan menggelikan- bagi yang tidak takut. Khusus Gendruwo, ia ini bisa menjelma sebagai manusia biasa. Sasaran korban adalah istri yang ditinggal suami.
Nah, Gendruwo ini berubah menjadi suami, dan berkelakuan sebagai suami atas istri yang kesepian. Sampai di sini saya berkesimpulan Gendruwo berjenis kelamin lelaki. Karena jarang suami yang ditinggal istri-misalnya menjadi TKW, didatangi Gendruwo yang menyamar sebagai perempuan atau istri.
Gendruwo ada untuk menakut-nakuti, terutama anak kecil. Setelah si anak beranjak dewasa, mungkin tak terlalu takut-takut amat. Gendruwo dicipta untuk menakuti, utnuk berbohong, untuk didengar, untuk mengatakan kepastian dari sesuatu yang tak pasti. Secara teori, keberadaan dan tokoh ini tercipta, karena dark side of the moon, sisi gelap dari bulan.
Konon bagian gelap dari bulan, inilah yang terlihat hitam itulah muncul banyak dongeng, banyak legenda. Termasuk di sini ada dongeng nenek-nenek menenun. Atau kisah seorang raksasa yang hanya leher, tapi tak punya perut, tapi bisa hidup, menelan bulan. Terjadilah gerhana. Karena leher pendek, bulan muncul kembali.
Begitulah proses yang belum bisa diterangkan dengan akal sehat, menimbulkan dongengan tersendiri. Ketika ditarik dalam kaitan politik, Gendruwo adalah monster, adalah pembohong, adalah penyebar hoaks, adalah apa saja yang belum benar-benar jelas. Pemunculan jenis Gendruwo ini memberi gambaran barang kali situasi dusta sedang mekar.
Sebagaimana dulu, jenis hantu gentayangan yang tak punya kepala, tak punya kaki, tangan, karena banyaknya kasus pembunuhan. Dalam proses kampanye yang masih berbenturan langsung, agaknya idiom Gendruwo akan ditingkatkan lagi. Masih ada jenis yang lebih ganas dan meneror dan bahkan mematikan, seperti glundung pringis, yang hanya berwujud kepala yang siap menerkam sekaligus menakutnakuti lawan dengan meringis.
Tentu menakutkan bentuknya hanya kepala, masih meringis sekaligus. Atau jenis iluilu banaspati, hantu aneh yang berjalan terbalik, kepala di bawah dan mengeluarkan api sebelum memangsa lawan. Tingkat panas api menentukan apakah lawannya akan dimakan well done, matang, atau raw, setengah matang.
Serentak dengan itu, hantu yang selama ini tersembunyi dan kalah popular dengan hantu "modern", akan muncul lagi. Hantu muka rata, di mana wajah datar tanpa ada lekukan, atau model yang tangannya kiri lebih panjang dari yang kanan, model lutut saja, dan segala keunikan yang tujuannya menakutkan.
Semua akan dimunculkan, dipertarungkan. Kebohongan, atau bukan kebohongan pun masih didustakan, dipamerkan, dilawan. Bagian gelap dari bulan, belum sepenuhnya tersibak. Atau sengaja tidak disibak karena gelap sempurna menyembunyikan dusta dan permusuhan.
Redaktur:
Penulis: Arip, CS Koran Jakarta, Dika, Dimas Prasetyo, Dio, Fandi, Fathrun, Gembong, Hamdan Maulana, Hayyitita, HRD, Ichsan Audit, Ikn, Josephine, Kelly, Khoirunnisa, Koran Jakarta, Leni, Lukman, Mahaga, Monic, Nikko Fe, Opik, Rabiatul Adawiyah, Rizky, Rohmad, Sujar, Tedy, User_test_2, Wawan, Zaky
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 2 Pemerintah Jangan Malu Membatalkan Kenaikan PPN
- 3 Lonjakan Inflasi Medis Bisa Berimbas ke Jaminan Sosial Masyarakat
- 4 Koster Akan Jalankan Haluan Pembangunan Bali Baru
- 5 DGB Kaji Implementasi Ekosistem Darat di IKN
Berita Terkini
- Wamensos Audiensi dengan PB SEMMI, Usulkan Nama Pahlawan hingga Diskusi Data Tunggal Penerima Bansos
- Pasukan Pemberontak Suriah Kuasai Kota Besar Aleppo
- Serunya Shopping Race di 17 Kota, Makin Banyak Belanja Bareng BNI
- Menolong Pemulung Tanpa Identitas Diri yang Sedang Sakit Parah
- Berpengaruh di Industri Perbankan, Royke Tumilaar Raih CEO of The Year 2024