Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Wisata Ekologis Berkonsep Pemberdayaan

A   A   A   Pengaturan Font

Tempat wisata alam Svarga Bumi mengusung konsep alam, pertanian, ekologi, UMKM, dan pemberdayaan. Bukan hanya memberi keuntungan kepada pengelola, tempat ini juga membahagiakan pemilik lahan, petani, serta warga sekitar.

Svarga Bumi seperti tempat wisata berbasis komunitas karena melibatkan penduduk setempat dan menguntungkan. Berada di lokasi campuran sawah dan tegalan seluas empat hektare, luas lahan sawahnya 3 hektare dan satu hektare sisanya untuk area parkir.

Sawah di tempat ini tidak dimiliki atau dibeli pengelola. Dia hanya menyewa ke pemilik lahan sawah selama 10 tahun. Pemilik sawah dan petani penggarap masih bisa bertani dan menikmasi hasil panen. Bahkan pengelola memberi bantuan berupa bibit, pupuk, dan air.

Model bisnis sewa lahan sawah bagi petani cukup menguntungkan. Apalagi sawah merupakan tadah hujan. Dengan istilah lain tidak dialiri irigasi teknis, sehingga ketika kemarau panjang, tidak bisa ditanami.

"Saya sering lewat sini saat hujan ataupun kemarau, sehingga muncul ide untuk melestarikan alam dengan diberi nilai tambah," ujar penggagas Svarga Bumi, PutrantoCahyono.

Meski di atas kerta menguntungkan semua pihak, tidak mudah bagiPutranto meyakinkan para pemangku kepentingan. Usahanya menemui para pemilik lahan, petani penggarap, perangkat desa, tokoh masyarakat setempat tidak mudah. Beruntung, dengan konsep yang menguntungkan semua pihak, idenya tersebut akhirnya diterima.

Agar wisatawaan terus dapat menemui padi di Svarga Bumi, penanaman padi dilakukan secara bergilir. Saat di satu titik panen, di tempat lain dilakukan penanaman. Demikian seterusnya, sehingga terjadi kebersinambungan.

Konsep pemberdayaan diwujudkan dari asal tenaga kerja yang direkrut. Sebesar 60-70 persen, tenaga kerja merupakan warga Kecamatan Borobudur asli. Sedangkan 30 persen dari masyarakat sekitar Desa Ngaran.

Pengelola juga ikut memberdayakan UKM desa setempat. Warga dibuatkan kios untuk berjualan, tanpa dipungut biaya apa pun. Bahkan pemuda desa setempat juga diberi kesempatan mengelola toilet, dengan standar yang sudah ditentukan manajemen. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top