Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyakit Menular I Ada Lebih dari 1,4 Juta Kasus Baru Korona

WHO Terus Melacak Varian Baru Covid-19

Foto : Sumber: covid19.go.id, WHO
A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) bersama otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) memantau dan melacak dengan cermat varian baru Covid-19, BA.2.86, meskipun potensi dampaknya saat ini tidak diketahui.

Dikutip dari Barron's, Jumat (18/8), WHO dalam buletin tentang pandemi Kamis malam, mengklasifikasikan varian baru itu di bawah pengawasan "karena banyaknya (lebih dari 30) mutasi gen lonjakan yang dibawanya". Sejauh ini, varian tersebut baru terdeteksi di Israel, Denmark, dan AS.

Pusat Pengendalian Penyakit AS atau Centers for Disease Control (CDC), dalam sebuah pesan di platform sosial X, mengonfirmasi pihaknya juga memantau dengan cermat varian tersebut.

Menurut WHO, hanya ada empat urutan varian yang diketahui. "Dampak potensial dari mutasi BA.2.86 saat ini tidak diketahui dan sedang menjalani penilaian yang cermat," kata WHO.

WHO saat ini memantau lebih dari 10 varian dan garis keturunannya.

Sebagian besar negara yang telah membentuk sistem pengawasan untuk virus sejak itu telah menghentikan operasi, menentukan itu tidak lagi separah dan oleh karena itu tidak dapat membenarkan biaya yang dikeluarkan, sebuah langkah yang dikecam WHO, sebagai gantinya menyerukan pemantauan yang lebih kuat.

Terdeteksi Kasus Baru

Menurut pernyataan WHO, dalam periode pelaporan terakhir antara 17 Juli dan 13 Agustus, lebih dari 1,4 juta kasus baru Covid-19 terdeteksi dan lebih dari 2.300 kematian dilaporkan.

Beban kasus menunjukkan peningkatan sebesar 63 persen dari periode 28 hari sebelumnya sementara kematian turun sebesar 56 persen.

Per 13 Agustus, ada lebih dari 769 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan lebih dari 6,9 juta kematian di seluruh dunia, meskipun jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi karena banyak kasus tidak terdeteksi.

Secara terpisah, perusahaan farmasi Moderna, pada Kamis, mengatakan data studi awal menunjukkan vaksin Covid-19 yang diperbarui efektif melawan subvarian "Eris" dan "Fornax" pada manusia.

Dilansir oleh The Straits Times, perusahaan mengharapkan vaksin terbaru yang sedang menunggu persetujuan dari regulator kesehatan di Amerika Serikat, Eropa, dan di negara lain, akan tersedia dalam beberapa minggu mendatang untuk vaksinasi musim gugur.

Moderna dan pembuat vaksin Covid-19 lainnya, Novavax, Pfizer, dan mitra Jermanx BioNTech SE, telah membuat versi vaksin mereka yang ditujukan untuk subvarian XBB.1.5.

Sebelumnya pada Kamis, Pfizer melaporkan vaksin Covid-19 yang diperbarui, dikembangkan bersama dengan BioNTech, menunjukkan aktivitas penetralan terhadap sub-varian Eris dalam penelitian yang dilakukan pada tikus.

Eris, julukan untuk EG.5, mirip dengan subvarian XBB.1.5 dan merupakan sub-lineage dari varian Omicron yang masih dominan.

Menurut data pemerintah terbaru, EG.5 menyumbang sekitar lebih dari 17 persen kasus Covid-19 di AS. Infeksi dari Fornax, yang secara resmi dikenal sebagai FL1.5.1, juga meningkat di seluruh negeri.

Rawat inap terkait Covid-19 di AS naik lebih dari 40 persen pada angka rendah sejak Juni, tetapi masih lebih dari 90 persen di bawah tingkat puncak yang terlihat selama wabah Omicron pada Januari 2022.

WHO telah mengklasifikasikan EG.5 sebagai "varian yang diawasi", menunjukkan itu harus diawasi lebih ketat daripada yang lain karena mutasi yang mungkin membuatnya lebih menular atau parah.

Seperti diketahui WHO pada 5 Mei 2023 mengatakan pandemi Covid-19 tidak lagi merupakan Darurat Kesehatan Masyarakat yang menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), yang merupakan tingkat kewaspadaan tertinggi WHO.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top