Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 11 Des 2024, 20:15 WIB

WHO Optimistis Kespakatan Antisipasi Pandemi Dapat Tuntas pada Tahun 2025

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Foto: Istimewa

JENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pada hari Selasa (10/12), menyuarakan keyakinannya negara-negara dapat menyelesaikan perjanjian pandemi pada Mei 2025, meskipun ada pertanyaan tentang apakah pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump akan mendukungnya.

Dikutip dari The Straits Times, ke-194 negara anggota WHO telah bernegosiasi selama dua tahun mengenai kesepakatan yang dapat meningkatkan kolaborasi sebelum dan selama pandemi setelah kegagalan yang diakui selama Covid-19.

Upaya awal untuk menyegel kesepakatan gagal tahun ini dan para diplomat melihat kesepakatan, yang menurut komentator sayap kanan akan merusak kedaulatan, kurang mungkin terjadi di bawah Trump.

"Mereka (negara-negara) berkomitmen untuk menuntaskan kesepakatan tersebut tepat waktu untuk Sidang Umum Kesehatan Dunia bulan Mei mendatang. Saya tetap yakin bahwa mereka akan melakukannya," kataTedros dalam jumpa pers di Jenewa.

Ghebreyesus berulang kali ditanya tentang kerja sama masa depan dengan pemerintahan Trump, tetapi tampak santai dengan prospek tersebut.

"Hubungan antara WHO dan Amerika Serikat sebenarnya telah menjadi model kemitraan yang baik," katanya.

"(Kami) telah bermitra selama bertahun-tahun, dan kami yakin hal itu akan terjadi. Dan saya yakin para pemimpin AS memahami bahwa Amerika Serikat tidak akan aman kecuali seluruh dunia aman."

Pada pengarahan yang sama, Tedros mengatakan 10 sampel awal dari pasien di Republik Demokratik Kongo yang menderita penyakit misterius telah dinyatakan positif malaria. Namun, ia mengatakan hal itu tidak mengesampingkan kemungkinan penyakit lain yang menyertai.

Pengungsian 1 juta orang di Suriah sejak serangan pemberontak dimulai bulan lalu telah meningkatkan tekanan pada sistem kesehatan yang rapuh, kata Tedros, dan pengungsi yang kembali dapat menambah beban. WHO telah mengirimkan pasokan trauma ke rumah sakit Damaskus dan sedang berupaya mendukung fasilitas lainnya, tambahnya.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.