WHO Desak Banyak Negara agar Batasi Kandungan Lemak Trans dalam Makanan
Minyak padat yang menyumbat arteri di sekitar jantung sering terkandung dalam makanan kemasan, makanan yang dipanggang, minyak goreng, dan olesan.
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO), pada Senin (29/1), mengatakan hampir separuh populasi dunia kini sudah menerapkan peraturan ketat yang membatasi lemak trans dalam makanan dan mendesak negara-negara tertinggal untuk mengejar ketinggalan.
Dikutip dari The Straits Times, WHO pada 2018 mengimbau agar asam lemak yang diproduksi secara industri dalam makanan dihilangkan di seluruh dunia pada tahun 2023, di tengah bukti asam lemak itu menyebabkan 500.000 kematian dini setiap tahunnya. Target itu tidak tercapai dan diundur ke tahun 2025.
Namun, 53 negara yang mencakup 46 persen populasi dunia kini menerapkan kebijakan praktik terbaik terkait bahan beracun, naik dari 11 negara dan 6 persen pada tahun 2018. WHO memperkirakan sekitar 183.000 nyawa setiap tahunnya terselamatkan.
"Lemak trans belum diketahui manfaatnya bagi kesehatan, namun memiliki risiko kesehatan yang sangat besar. Kami sangat senang banyak negara telah menerapkan kebijakan yang melarang atau membatasi lemak trans dalam makanan," kata Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah pernyataan.
Tujuh negara yang menerapkan kebijakan praktik terbaik pada tahun 2023 adalah Mesir, Meksiko, Moldova, Nigeria, Makedonia Utara, Filipina, dan Ukraina.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya