Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyakit Menular I Waspadai Gejala Demam, Nyeri Otot, dan Lesi Kulit

WHO Cabut Status Darurat Kesehatan Cacar Monyet

Foto : ISTIMEWA

TEDROS A GHEBREYESUS Direktur Jendral WHO - Namun, seperti halnya Covid-19, bukan berarti pekerjaan telah selesai.

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pada Kamis (11/5), menyatakan wabah cacar monyet atau mpox tidak lagi berstatus darurat kesehatan global, hampir tepat setahun setelah penyakit yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet mulai menyebar secara global.

Dikutip dari France 24, Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan keputusan itu didorong oleh penurunan tajam jumlah kasus di seluruh dunia, tetapi menekankan penyakit itu tetap menjadi ancaman, terutama di wilayah Afrika yang telah lama menjadi endemik.

Pengumuman itu muncul seminggu setelah badan PBB tersebut juga menyatakan bahwa Covid-19 tidak lagi merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional atau public health emergency of international concern (PHEIC), tingkat kewaspadaan tertinggi.

"Namun, seperti halnya Covid-19, bukan berarti pekerjaan telah selesai," kata Tedros dalam konferensi pers online.

"Sementara masa darurat mpox dan Covid-19 sama-sama berakhir, ancaman gelombang kebangkitan tetap ada untuk keduanya. Kedua virus itu terus beredar dan sama-sama terus membunuh," imbuhnya.

Wabah Lokal

Meskipun beberapa negara di Afrika Tengah dan Barat telah mengalami wabah lokal selama beberapa dekade, pada Mei tahun lalu, kasus mpox mulai muncul di Eropa, Amerika Utara kemudian di tempat lain, kebanyakan di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

WHO menyatakan mpox berstatus PHEIC pada bulan Juli. Jumlah orang yang terinfeksi penyakit itu, yang menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul yang besar, terus menurun sejak saat itu.

Lebih dari 87.000 kasus dan 140 kematian telah dilaporkan dari 111 negara selama wabah global, menurut hitungan WHO. Menurut data, negara-negara dengan kasus terbanyak selama wabah global adalah Amerika Serikat, Brasil, Spanyol, Prancis, Kolombia, Meksiko, Peru, dan Inggris.

"Hampir 90 persen lebih sedikit kasus yang tercatat selama tiga bulan terakhir dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya," kata Tedros.

"Kami sekarang melihat kemajuan yang mantap dalam mengendalikan wabah berdasarkan pelajaran HIV, dan bekerja sama dengan masyarakat yang paling terkena dampak," kata Tedros.

Karena kasus global sangat banyak terjadi pada pelaku hubungan seks sesama laki-laki, ada kekhawatiran bahwa diskriminasi akan merusak respons terhadap wabah tersebut.

"Sementara stigma telah menjadi perhatian utama dalam mengelola epidemi ini dan terus menghambat akses untuk merawat mpox, reaksi yang dikhawatirkan terhadap masyarakat yang paling terkena dampak sebagian besar tidak terwujud," kata Tedros.

Pada negara-negara non-endemik, infeksi yang disebarkan oleh para pelancong merupakan ancaman yang berkelanjutan, kata Tedros, menyerukan negara-negara untuk mempertahankan pengawasan penyakit dan akses ke tes dan vaksin.

Menurutnya, orang yang mengidap HIV yang tidak diobati memiliki risiko tertentu terhadap bentuk mpox yang parah.

"Sementara kami menyambut baik tren penurunan kasus mpox secara global, virus terus menyerang masyarakat di semua wilayah, termasuk di Afrika, di mana penularannya masih belum dipahami dengan baik," kata Tedros.

Virus monkeypox, yang menyebabkan penyakit mpox, pertama kali ditemukan pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Hingga setahun yang lalu, penyebarannya di antara manusia terutama terbatas pada negara-negara Afrika Barat dan Tengah tertentu, di mana wabah lokal dianggap disebabkan oleh virus yang berpindah ke manusia dari hewan kecil.

Pimpinan teknis WHO untuk cacar monyet, Rosamund Lewis, mengatakan negara-negara ini berurusan dengan mpox jauh sebelum wabah ini dimulai dan akan terus menanganinya untuk beberapa waktu mendatang.

Direktur Kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan dia "terkejut" bahwa hanya sedikit dana internasional telah disumbangkan untuk perang melawan mpox di negara-negara Afrika yang mewabah.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top