Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Tarung Antarsiswa

A   A   A   Pengaturan Font

Peristiwa duel maut antarsiswa bukan semata kebetulan. Boleh jadi, tarung antarsiswa sudah menjadi tradisi di antara para pelajar. Indikasinya, tawuran antarpelajar masih kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Sejumlah pakar pendidikan menilai duel ala gladiator menunjukkan dunia pendidikan nasional mengalami krisis pengembangan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengontrol emosi dengan baik dan berempati. Bila pengembangan kecerdasan emosional dilakukan dengan benar maka hal tersebut dapat membantu dan meningkatkan proses pembelajaran.

Dengan kata lain, siswa yang memiliki kecerdasan emosi stabil, mampu mengendalikan amarah dan dapat memecahkan masalah antarpribadi sehingga secara signifikan dapat memengaruhi prestasi belajar pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Selain itu, siswa pemilik kecerdasan emosional yang baik akan menjadi manusia yang bertanggung jawab.

Pengembangan kecerdasan emosional tidak lepas dari peran orang tua dan guru. Sekolah saat ini cenderung hanya mengajarkan hal-hal yang sangat standar terkait pendidikan, sehingga menyulitkan siswa untuk melihat serta belajar tentang pengendalian diri. Di sisi lain, banyak keluarga yang abai terhadap pendidikan emosional anakanaknya sehingga tidak ada figur yang bisa menjadi teladan anak dalam mengendalikan dirinya. Untuk itu, para orang tua jangan menganggap remeh tindak-tanduk emosional anggota keluarganya, terutama akibat terpengaruh olah dunia pertelevisian maupun pola tingkah kriminal di lingkungannya.

Guru juga diharapkan jangan cuma sekadar mengajar, tapi juga harus mendidik. Guru harus selalu mendorong dan memotivasi siswa sehingga akan tercipta rasa tanggung jawab, empati, dan kemampuan dalam mengendalikan amarah. Kini, kita harus sama-sama menyadari bahwa peran semua pihak sangat penting untuk pengembangan diri siswa. Artinya, jangan sampai korban berjatuhan lagi. Makanya, jangan anggap remeh perkelahian satu lawan satu antarsiswa berujung maut. n

Komentar

Komentar
()

Top