Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga I Kemampuan Masyarakat Menabung Melemah, Justru Makan Tabungan

Waspadai Meluasnya Penurunan Daya Beli Masyarakat

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Menanggapi sanggahan pemerintah, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan apa yang disampaikan Sesmenko itu tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Dari data yang ada, papar Huda, dari sisi inflasi inti di angka 0,16, turun dibandingkan dengan bulan lalu.

"Artinya, kemampuan masyarakat membeli barang yang sesuai dengan permintaan dan penawaran, menurun," kata Huda. Kemudian, jika dikaitkan dengan data penunjang lainnya menunjukkan dari sisi kemampuan masyarakat juga turun, terlihat pada tabungan yang turun.

Kemampuan masyarakat menabung melemah, justru sekarang ada fenomena makan tabungan. "Jadi dari sisi permintaan masyarakat menurun, pun di lapangan sudah banyak pasar yang sepi, termasuk Pasar Tanah Abang (Jakarta)," papar Huda. Menariknya, papar Huda, Bank Indonesia (BI) pun menyarankan masyarakat mengonsumsi lebih demi menggerakkan ekonomi. Tetapi kita lihat dulu, kalau uangnya ada, daya belinya ada, ya bisa kita tambah konsumsi. Tetapi, masalahnya uangnya berkurang," katanya.

Pengamat ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, mengatakan meskipun tren deflasi lebih banyak dipengaruhi oleh komponen harga bergejolak (volatile food), faktor daya beli masyarakat tetap tidak bisa diabaikan. "Deflasi pada harga pangan memang dipicu oleh faktor musiman, seperti panen raya, dan bukan semata-mata tanda pelemahan ekonomi. Namun, kita juga harus melihat keseluruhan konteks ekonomi. Sektor-sektor lain seperti otomotif dan manufaktur sudah menunjukkan penurunan signifikan," kata Aditya.

Aditya mengacu pada data terbaru yang menunjukkan penurunan penjualan mobil sebesar 17,1 persen hingga Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Di sisi lain, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat di angka 49,2 pada September 2024, yang menandakan kontraksi selama tiga bulan berturut-turut. Lebih lanjut, Aditya menjelaskan bahwa penurunan pada sektor otomotif dan manufaktur bisa mencerminkan adanya pelemahan permintaan masyarakat terhadap barang-barang non-esensial, yang sejatinya terkait dengan daya beli.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top