Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Normalisasi Moneter | Pelemahan Rupiah saat Ini Lampaui Asumsi di APBN 2021

Waspadai Langkah "Hawkish" The Fed

Foto : ISTIMEWA

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani

A   A   A   Pengaturan Font

Kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 basis poin menjadi 0,75 persen hingga 1,0 persen pada pertemuan bulan ini sudah memberikan dampak cukup signifikan kepada Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah.

JAKARTA - Pemerintah memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan terus meningkatkan suku bunga acuan sekitar 50 basis poin (bps) hingga 75 bps per bulannya ke level 3,5 persen pada akhir tahun ini. Kemungkinan tersebut seiring pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang akan menaikkan suku bunga di atas netral agar inflasi mampu dikembalikan ke level dua persen.

"Tapi, itu mungkin bukan merupakan titik terakhir," kata Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta, Kamis (19/5).

Saat ini inflasi di negeri Paman Sam masih berada di level sangat tinggi, yakni 8,4 persen.

Secara historis, Menkeu menjelaskan tekanan inflasi tinggi di AS selalu direspons dengan kenaikan suku bunga acuan yang tinggi pula.

Bahkan, kemungkinan akan diikuti dengan kontraksi balance sheet The Fed yang akan menyebabkan pengetatan likuiditas lebih dalam lagi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top