Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketahanan Pangan I Dalam Peta Ketahanan Pangan Global, hingga 2080, RI Masih Impor Pangan

Waspadai Jebakan Impor Pangan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Skema seperti inilah yang dilakukan pemerintah Australia, Thailand, dan Vietnam. Skema ini melibatkan korporasi dalam pengelolaan pangan sehingga bisa ekspor. Negara-negara tersebut membentuk skema yang membuat para ahli-ahli pertanian turun ke sawah.

"Dengan segala keahlian yang mereka miliki, mereka bekerja menggenjot produksi. Mereka dibantu teknologi, mereka paham bagaimana menangkal hama. Adapun petani sebagai pemilik lahan hanya menunggu saja. Mereka seperti bos, para doktor pertanian yang bekerja," tegas Ratno dalam diskusi soal Impor Pangan, di Jakarta, Senin (9/7).

Baca Juga :
Arus Modal Asing

Dilanjutkan Ratno, di RI, meskipun ada kampus pertanian terkemuka, tetapi ahli pertaniannya tidak mau bekerja di sektor pertanian karena tidak ada yang bisa menggajinya. Petani tidak mempunyai uang untuk menggajinya. "Skema PTPN tadi dijamin mampu membayar ahli-ahli ini karena memiliki manajemen," kata Ratno.

Ratno mengatakan pemerintah tidak bisa mengandalkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) untuk mengurangi impor. Pasalnya, kekuatan Gapoktan juga tidak seberapa.

Bahkan, terkait Alsintan, 40 juta petani kecil RI mayoritas pendidikan SD. Mereka rata-rata tidak tahu memperbaiki ketika teknologi bantuan pemerintah rusak, sehingga itu hanya efektif digunakan setahun, setelah itu rusak.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top