Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Moneter I Tekanan Ekspor karena Permintaan Turun Pengaruhi Devisa Malaysia

Waspadai Imbas Pelemahan Ringgit terhadap Rupiah

Foto : Sumber: Bank Negara Malaysia - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Ringgit telah menurun lebih dari 4 persen sepanjang 2004 atau year to date (YTD). Kondisi tersebut makin diperparah dengan faktor internal di mana pertumbuhan ekonomi Malaysia lebih lambat dari perkiraan pada kuartal III-2023. Hal itu disebabkan penurunan ekspor ke Tiongkok.

Aktivitas manufaktur Malaysia juga terkontraksi dengan Indeks Manajer Pembelian Januari 2024 mencapai 49,0. Hal itu menandakan aktivitas manufaktur Malaysia telah berada di bawah ambang batas kontraksi di level 50 selama 17 bulan berturut-turut.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia sendiri pada tahun ini diperkirakan masih penuh dengan risiko, baik dari eksternal maupun internal. Ringgit juga mendapat tekanan setelah Malaysia mencatat arus keluar obligasi asing yang terbesar dalam lima bulan terakhir pada pada Januari 2024 sebesar 382 juta dollar AS atau sekitar 5,9 triliun rupiah.

Masih Lesu

Analis Australia & New Zealand Banking Group, Khoon Goh, mengatakan bahwa ada potensi bahwa ringgit akan mencapai level titik terendah baru sepanjang masa. Ia melihat ekspor Malaysia yang belum mengalami pemulihan dibandingkan perekonomian negara-negara Asia lain. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Jiran tersebut diproyeksi masih melesu. Namun, sebagian besar analis memperkirakan bahwa pada akhir 2024 ringgit akan kembali menguat, karena pertumbuhan ekonomi Negeri Jiran itu mendapatkan momentum.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top