Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Anarko Sindikalis

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

AS melihat anarkisme adalah tradisi politik revolusioner. Kebebasan tanpa sosialisme adalah hak istimewa. Sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan. Mereka

senantiasa aktif berinteraksi dengan pekerja/buruh militan. Awalnya, AS mengambil bentuk kelompok lokal pada suatu jaringan industri. Dengan perjalanan waktu, tumbuh baik ukuran maupun pengaruhnya, sehingga eksistensinya diorganisasi dengan mengambil fungsi serikat.

Tujuannya, mengadvokasi sesama pekerja dan beriniasitif melakukan unjuk rasa. Tidak heran, AS berada di tengah-tengah unjuk rasa buruh yang mengkritisi peraturan nasib pekerja. Peran jaringan dan serikat AS memang unik karena sama sekali tidak merekrut pekerja. Tidak ada kepentingan ekonomi dalam setiap aksinya bersama buruh. Mereka sebatas mengadvokasi, mengatur pertemuan pekerja yang fokus memperjuangkan nasib.

Saat memperjuangkan nasib buruh, pemegang kendali tetap berada dalam tangan pekerja, bukan AS. Kondisi ini tampak di lapangan saat aksi 1 Mei di berbagai kota. AS sibuk berlari ke sana sini sambil merusak dan bertindak brutal. Mereka turut menjadi arsitek dan penggerak aksi massal buruh. Jadi, AS sama sekali berbeda dengan serikat buruh (SB) yang memiliki kepentingan.

SB berupaya mewakili dan memperjuangkan kepentingan ekonomi dan politik buruh. AS menggunakan kekuatan sendiri dan tidak berada di SB, apalagi dipimpin pejabat SB atau partai politik. Idealisasi AS mengorganisasi diri, tanpa bos atau penguasa. Pergerakannya hanya untuk mempromosikan solidaritas di tempat kerja, mendorong buruh mengorganisasi diri secara independen. Buruh didorong tidak terikat aturan pemerintah.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top