Waspadai AI yang Bakal Gantikan Manusia di Masa Depan
Luhut Binsar Pandjaitan Ketua DEN - Ditanya di situ, bagaimana 10 tahun lagi ke depan robot bisa lebih cerdas dari manusia, tidak ada yang bisa menjawab.
Foto: antaraIndonesia perlu siap mengadopsi kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi ekonomi yang dihadirkan oleh teknologi tersebut.
JAKARTA – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence(AI) mengkhawatirkan karena berpotensi menggantikan peran manusia di berbagai sektor, termasuk di pemerintahan. Kekhawatiran itu timbul usai menonton program televisi AS berjudul 60 Minutes, yang membahas bagaimana robot bisa melampaui kecerdasan manusia di masa depan.
"Ditanya di situ, bagaimana 10 tahun lagi ke depan robot bisa lebih cerdas dari manusia, tidak ada yang bisa menjawab. Tapi kalau sekarang ini benar dia (robot) bisa melakukan ini, apa yang terjadi? Ya, nanti misalnya Kementerian Keuangan dan (Ditjen) Pajak itu semua akan robotik,” ujar Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, di Jakarta, Senin (2/12).
Seperti dikutip dari Antara, pada acara forum Penguatan Transformasi Tata Kelola dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Luhut menceritakan pengalamannya menghadiri acara Quantum Gathering di Bali, yang membahas kemajuan teknologi komputasi kuantum.
Menurut Luhut, teknologi ini memiliki potensi besar untuk memecahkan berbagai masalah dengan kecepatan yang jauh melampaui teknologi saat ini. Meskipun demikian, jika tidak hati-hati, masyarakat bisa tertinggal dan kalah dari segi efisiensi.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menekankan pentingnya kesiapan dalam mengadopsi kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi ekonomi yang dihadirkan oleh teknologi tersebut.
"Paparan tadi mengingatkan kita betapa pentingnya kita menyiapkan diri untuk merangkul AI, bersiap untuk AI, dan mengoptimalkan kecerdasan artifisial sepenuhnya," kata Meutya.
Meutya mengutip studi PwC tahun 2023 yang menunjukkan kecerdasan buatan diproyeksikan bisa memberikan sumbangan hingga satu triliun dollar AS atau sekira 15,9 kuadriliun rupiah terhadap produk domestik bruto wilayah Asean pada tahun 2030.
Pertumbuan Ekonomi
Berdasarkan hasil studi tersebut, Meutya mengatakan Indonesia berpotensi memperoleh hasil hingga 366 miliar dollar AS atau 5,8 kuadriliun rupiah, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga menjadi 18,8 persen.
Meutya menyampaikan angka tersebut jauh melampaui target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Jadi kalau kita betul-betul bisa mengadopsi itu, berarti target dari Presiden bisa tercapai," kata dia.???????
Menkomdigi menyampaikan, Presiden Prabowo menekankan bahwa transformasi digital merupakan langkah strategis untuk mengatasi ketimpangan digital dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi pada 2034.
Dia juga mengatakan kerja sama Kementerian Komunikasi dan Digital dengan Microsoft dalam program elevAIte Indonesia selaras dengan visi Presiden.
"Kita melihat program ini harus menjadi program yang mampu membekali generasi muda dengan tenaga kerja, dengan keterampilan AI yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sepakat bahwa optimalisasi teknologi kecerdasan buatan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Eko S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
Berita Terkini
- Deklarasi Darurat Militer Ditolak, Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Secara Masal
- Kondisi Politik Korsel Memanas, Partai Oposisi Ajukan Mosi Pemakzulan Terhadap Presiden Yoon Suk Yeol
- Dua Hal Ini yang Harus Diperkuat dalam Hadapi Teknologi Kecerdasan Buatan di Indonesia
- Dukung MBG, PGN dan BGN Kerjasama Penyediaan Pasokan Gas Bumi
- Sederhanakan Regulasi, Mentan Tegaskan Akan Percepat Penyaluran Pupuk Bersubsidi