Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspada! Predator Incar Anak-anak Lewat ‘Game Online’

Foto : The Conversation/Shutterstock/Rawpixel.com

Sekelompok teman bermain ‘game’ di ponsel.

A   A   A   Pengaturan Font

Popularitas game online juga merambah pengguna usia anak-anak, khususnya di kelompok usia 6-12 tahun. Sebab, mereka mudah mengaksesnya melalui ponsel.

Seperti dua sisi koin, game online pada anak dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya, menurut UNICEF game online memicu anak untuk memiliki keterampilan penguasaan diri dan pengambilan keputusan, mengekspresikan diri, memberikan kesenangan karena telah melakukan pencapaian tertentu di dalam game, dan membangun hubungan dengan individu lain yang mereka temui dalam permainan tersebut.

Namun, di sisi lain, problem terkait kecanduan game online juga menjadi temuan di berbagai studi. Rilis tahun 2019 menyebutkan bahwa tingginya jumlah anak yang mengakses game turut mengerek angka anak yang kecanduan game online. Selain itu, studi tahun 2022 menunjukkan bahwa anak yang kecanduan game online memiliki risiko untuk terpapar konten-konten yang bernuansa kekerasan dan pornografi.

Selain risiko kecanduan, game online juga memungkinkan penggunanya bertemu dengan orang lain menggunakan game online sebagai kedok. Predator seksual, misalnya, kerap menggunakan game online sebagai medium untuk melancarkan aksi bejat mereka.

Bagi pengguna usia anak, risiko menjadi korban kekerasan seksual lebih tinggi karena game online memberikan kemudahan dan 'perlindungan' bagi pelaku kejahatan seksual melancarkan aksinya. Terlebih, korban belum mengenal konsep izin atau persetujuan (consent) sehingga lebih mudah dimanipulasi oleh pelaku yang biasanya berusia dewasa.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top