
Waspada! Ahli Peringatkan Headphone Nirkabel Bisa Pancarkan Radiasi yang Berdampak Kesehatan
Foto: ANTARA/PixabayJAKARTA - Beberapa ahli berpendapat penggunaan headphone nirkabel memancarkan radiasi frekuensi radio (RF) yang patut diwaspadai terhadap dampak kesehatan.
Ditulis laman Well and Good, Kamis (20/2), headphone nirkabel menggunakan radiasi RF non-pengion berdaya rendah, ini jenis radiasi yang sama yang dipancarkan oleh ponsel dan router Wi-Fi, kata Jonathan Rasouli, MD, seorang ahli bedah saraf di Rumah Sakit Universitas Northwell Staten Island.
Sementara radiasi pengion berenergi tinggi (seperti sinar-X dan sinar gamma) terbukti menyebabkan kerusakan sel, radiasi non-pengion frekuensi rendah telah lama dianggap lebih aman, menurut Janna Andrews, MD, ketua kedokteran radiasi di Rumah Sakit Northwell Phelps. Namun, beberapa penelitian yang muncul menunjukkan bahwa hal itu mungkin tidak sepenuhnya bebas risiko.
Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan internasional menandatangani petisi yang menyatakan "kekhawatiran serius" tentang radiasi frekuensi radio (RFR) dari perangkat nirkabel, termasuk headphone Bluetooth, karena potensi kaitannya dengan kanker dan dampak kesehatan lainnya.
Potensi risiko kesehatan akibat paparan RFR jangka panjang diantaranya adalah kanker, dimana radiasi RF sebagai Karsinogen Manusia Kelas 2B, yang berarti dapat menyebabkan kanker, menurut Environmental Health Trust.
Studi meta-analisis juga menemukan kemungkinan penggunaan ponsel dalam jangka panjang terhadap tumor otak, namun perlu penelitian lebih lanjut terkait ini.
Risiko lainnya adalah kesuburan dan kesehatan reproduksi. Sebuah tinjauan pada bulan Desember 2018 yang diterbitkan dalam Reproductive Biology and Endocrinology menemukan bahwa medan elektromagnetik (EMF) frekuensi radio dapat merusak kualitas sperma, mengganggu metabolisme sel, dan menyebabkan stres oksidatif, yang semuanya dapat menyebabkan infertilitas pada orang dengan testis.
Masalah pendengaran karena paparan radiasi radio frekuensi juga bisa menjadi risiko lainnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Indian Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery menemukan bahwa gangguan pendengaran frekuensi tinggi secara signifikan lebih umum terjadi pada telinga dominan pengguna ponsel atau telinga yang lebih sering digunakan saat menelepon.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa radiasi RF dapat membuat sel-sel menjadi stres secara harfiah.
Paparan jangka panjang terhadap radiasi RF intensitas rendah dapat menyebabkan stres oksidatif, yang diketahui sebagai faktor risiko untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk kanker dan penyakit inflamasi.
Rasouli dan Andrews menekankan untuk mengurangi potensi risiko dan menjaga kesehatan telinga dari penggunaan headphone nirkabel dengan cara batasi penggunaan jangka panjang, turunkan volume, hindari tidur menggunakan headphone, pertimbangkan headphone berkabel untuk hilangkan efek radiasi dan jaga kebersihan headphone. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Ditlantas Polda Babel awasi pergerakan kendaraan lintas kabupaten
- 4 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 5 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
Berita Terkini
-
18 Tahun Setelah Film Pertama, Will Smith Pastikan I Am Legend 2 Dibuat
-
Kemenag Pastikan Seluruh Kuota Haji Khusus Tahun Ini Sudah Terisi
-
Studio Tour Harry Potter Pertama di Tiongkok akan Dibuka di Shanghai
-
Berselisih dengan Inggris, Apple Hapus Alat Keamanan Data dari Pelanggan
-
Bima Arya Tegaskan Retret Kepala Daerah Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan