Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Warisan Keluarga yang Menghebohkan Singapura

Foto : REUTERS/David Loh Nicolas

Dokumentasi foto memperlihatkan mendiang eks Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew (tengah), bersama keluarga besarnya, saat merayakan hari ulang tahun Lee Kuan Yew yang ke-80 tahun pada 16 September 2003 lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Dua tahun setelah kematiannya, tidak ada monumen, patung, atau jalan atas nama Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri yang membangun Singapura menjadi sebuah negara modern. Bukan hanya modern, ditangan Lee Kuan Yew, Singapura menjadi salah satu negara kaya di dunia.

Tidak adanya kenangan yang akan mengingatkan warga Singapura pada Lee Kuan Yew adalah sesuai dengan permintaannya. Dia tidak ingin dikultuskan.

Dalam surat wasiatnya, Lee bahkan meminta agar kediamannya di 38 Oxley Road, dihancurkan. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, maka dia ingin kediaman pribadinya itu di tutup, tidak ada yang boleh masuk kecuali keluarga dan keturunannya.

Namun kini silang pendapat antar tiga anak Lee Kuan Yew mengenai nasib rumah tersebut telah menjadi konsumsi publik. Lee Hsien Loong, putera tertua Lee Kuan Yew yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri Singapura, ingin agar rumah tersebut dijadikan museum. Keinginan itu segera ditentang oleh dua saudara kandungnya, Lee Wei Ling, dan Lee Hsien Yang. Keduanya ingin wasiat ayah mereka dilaksanakan.

Lee Hsien Loong mengatakan, secara pribadi dia ingin surat wasiat ayahnya dievaluasi kembali. Akan tetapi, segala keputusan berada ditangan pemerintah. Dia sangat yakin, ayahnya mempersiapkan sejumlah alternatif bagi tempat tinggalnya selama ini, jika pemerintah memutuskan untuk menjadikan tempat itu sebagai bagian dari sejarah.

Putera-puteri Lee Kuan Yew, menjadi sorotan publik setelah ayah mereka meninggal dunia pada 2015 lalu atau persisnya saat Hsien Yang dan Wei Ling mengunggah pernyataan di akun media sosial Facebook. Mereka menyebut, telah kehilangan rasa percaya diri terhadap Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Keduanya menuding Lee Hsien Loong telah menyalahgunakan kekuasaan dan mereka takut organisasi-organisasi pemerintah dipergunakan untuk melawan mereka.

Hsien Yang dan istrinya telah bersiap meninggalkan Singapura karena merasa sudah tidak disambut baik di negara mereka sendiri. Sedangkan Hsien Loong, yang akan mencalonkan diri lagi sebagai Perdana Menteri Singapura, menyerukan agar diselenggarakan debat parlemen untuk membuktikan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan seperti yang dituduhkan dua saudara kandungnya.

Pengalihan Isu

Lee Hsien Loong telah menjadi pemimpin Singapura selama 13 tahun. Terkait sengketa keluarga ini, ia menepis tudingan adik-adiknya bahwa tidak ada bukti-bukti penyalahgunaan kekuasaan dan sengketa keluarga ini hanya sebuah upaya pengalihan isu. Lee Hsien Loong juga mengatakan bahwa masalah keluarga ini bukan opera sabun dan menyerukan seluruh pihak untuk kembali bekerja.

"Ketika debu telah menutup eposide yang tidak menggembirakan ini, masyarakat harus tahu bahwa pemerintahan ini dijalankan secara transparan dan dengan cara yang patut. Di Singapura, bahkan rumah Lee Kuan Yew dan surat wasiatnya, harus sesuai dengan aturan hukum," ujar Lee Hsien Loong.

Dalam pernyataannya, Lee Hsien Loong memastikan tidak memiliki niat untuk menuntut dua saudara sedarahnya ke jalur hukum atas tuduhan pencemaran nama baik. Sementara pada Kamis (6/7) lalu, kedua saudara Lee Hsien Loong pun menyambut positif sikap Perdana Menteri Singapura tersebut. Mereka sepakat untuk menyelesaikan sengketa warisan ini secara kekeluargaan dan jika menemukan kendala, maka surat wasiat Lee Kuan Yew akan diajukan ke pengadilan.

Soal tuduhan penyalahgunaan kekuasaan terhadap Hsien Loong, Hsien Yang dan Wei Ling, mengklaim memiliki banyak bukti mengenai hal ini. Namun bukti ini hanya akan dibocorkan jika dilakukan sebuah penyelidikan yang independen.

suci sekar/Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top