Selasa, 11 Mar 2025, 16:55 WIB

Warga Gelar Upacara Adat untuk Temukan Seorang Bocah yang Hilang dimakan Buaya

Polisi bantu melakukan pencarian bocah hilang diduga dimakan buaya, di Buru Selatan.

Foto: ANTARA/Winda Herman

AMBON - Kepolisian Resort (Polres) Buru Selatan (Bursel) membantu melakukan pencarian seorang bocah, Fiki Bantam (11), yang diduga dimakan buaya saat mencari ikan bersama ayah dan temannya di perairan Air Tanani, Desa Oki Baru, pada Sabtu (8/3) malam.

“Hingga saat ini, korban belum ditemukan, dan pencarian masih terus dilakukan, termasuk dengan upacara adat,” kata Kapolres Bursel AKBP M. Agung Gumilar di Ambon, Selasa.

Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 WIT. Saat itu, Fiki bersama ayahnya, Sarfin Bantam dan seorang temannya, Onyong Bone (11), pergi ke pantai untuk mencari ikan dengan metode bameti (menangkap ikan saat air surut).

Dalam perjalanan pulang, ayah korban meminta mereka untuk tidak singgah lagi. Namun, Fiki dan Onyong justru terlihat bergerak ke arah Air Tanani. Tak lama kemudian, Onyong berteriak dan lari ketakutan, sementara Fiki sempat berteriak, "Bapa, tolong!" sebelum ia ditarik ke dalam air.

Sarfin yang tiba di lokasi hanya menemukan senter kepala milik anaknya di atas pasir. Ia melihat Fiki masih muncul di permukaan air, tetapi kemudian tubuhnya ditarik masuk oleh sesuatu yang diduga seekor buaya.

Selama sekitar 10 menit, Sarfin berusaha memanggil dan berdoa agar anaknya dilepaskan, namun hanya gelembung air yang terlihat hingga akhirnya menghilang di dekat pohon sagu.

Setelah itu, Sarfin kembali ke rumah untuk memberi tahu istrinya, Siti Hajar Nurlatu, sebelum mereka bersama warga kembali ke lokasi untuk melakukan pencarian.

Keesokan harinya, Minggu (9/3) pukul 10.30 WIT, pihak kepolisian turun ke lokasi, dipimpin oleh Kapolsek Namrole AKP Bobby Harta Setiadi bersama Bripka Gatot (Bhabinkamtibmas Desa Oki Baru) dan dua anggota lainnya.

Selain pencarian oleh pihak kepolisian dan warga, upacara adat babeto juga dilakukan oleh keluarga besar marga Latbual sebagai pemilik petuanan Air Tanani. Prosesi dipimpin oleh Abu Latbual dan Arsad Latbual dengan harapan korban bisa ditemukan. Namun, hingga saat ini, hasilnya masih nihil.

“Pencarian akan terus dilanjutkan dengan melibatkan keluarga korban, pemerintah desa, dan masyarakat setempat. Saat ini, Bhabinkamtibmas, ayah korban, serta penjabat kepala desa dan beberapa staf masih berada di lokasi kejadian untuk memantau perkembangan,” ujarnya.

Ia menegaskan kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat sekitar perairan Air Tanani dan daerah lainnya di Buru Selatan untuk lebih waspada saat beraktivitas di perairan, terutama di malam hari. “Keberadaan buaya di wilayah tersebut perlu diantisipasi demi keselamatan warga,” ucap Kapolres.

Pihak berwenang dan masyarakat berharap korban segera ditemukan, baik dalam kondisi selamat maupun meninggal untuk memberikan kepastian bagi keluarga yang berduka. Ant

Redaktur: -

Penulis: Deri Henriawan

Tag Terkait:

Bagikan: