Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebersihan Lingkungan I Kondisi DAS Ciliwung Kini Semakin Membaik

Warga DKI Diminta Ubah "Mindset" soal Sungai

Foto : ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Warga mandi di Sungai Ciliwung, Kota Bogor, Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masyarakat DKI Jakarta diminta untuk mengubah pola pikir (mindset) mengenai sungai agar keberadaannya tidak lagi sebagai tempat untuk membuang sampah.

"Kepedulian masyarakat terhadap sungai masih kurang, masyarakat kita masih menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa. Ini yang perlu kita perbaiki," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Jakarta, kemarin.

Riza meminta masyarakat merenungkan kondisi sungai di Jakarta dibandingkan dengan negara maju. "Kalau di banyak negara maju sungai itu jadi beranda depan, sehingga dia harus bersih, rapi, indah, harus hijau airnya harus mengalir. Tapi, kita sebaliknya jadi tempat belakang rumah. Tidak hanya sampah tapi semua yang tidak baik dibuang ke sungai," ujarnya.

Karenanya Riza meminta agar masyarakat mengubah pola pikir itu yang disebutnya kini sudah waktunya masyarakat menjaga sungai termasuk Sungai Ciliwung.

Jangan sampai sungai tidak terjaga, bahkan semakin mengecil dari tahun ke tahun yang menyebabkan berkurangnya daya tampung dan aliran air. "Mindset ini yang harus kita ubah ke depan. Sudah saatnya sungai dianggap sumber kehidupan kita yang harus kita jaga," ucapnya.

Sumber Kehidupan

Riza Patria menyebut daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung saat ini kondisinya semakin baik meski belum diposisikan sepenting di zaman dahulu.

"Lingkungan DAS Ciliwung semakin baik, semakin asri dan bersih terlebih dengan dilakukannya penghijauan," jelasnya.

Riza menceritakan bahwa Ciliwung sejak 5.000 tahun yang lalu telah menjadi sumber kehidupan orang Betawi mengingat sungai ini menjadi salah satu akses dari laut menuju ke pedalaman.

"Kita kalau bicara Ciliwung banyak sejarahnya, menurut para sejarawan dulu sejak 5.000 tahun yang lalu Ciliwung sudah menjadi sumber kehidupan warga Betawi. Dari zaman dahulu ya. Orang dulu biasanya masuk dari laut lalu melalui sungai sampai di daratan," ujarnya.

Terlebih, kata Riza, Sungai Ciliwung yang memiliki panjang kurang lebih 120 kilometer memiliki ekosistem tersendiri yang unik. "Dengan begitu Ciliwung mempunyai ekosistem tersendiri sebagai aliran air yang panjangnya 120 kilometer kurang lebih. Mengalir dari hulu ke hilir," tuturnya.

Karena pentingnya arti Ciliwung tersebut, Riza meminta masyarakat untuk mengubah pola pikir (mindset) mengenai sungai yang menganggap seperti tidak penting keberadaannya, akibatnya kebersihan sungai kurang terjaga dan membuat sungai bagaikan tempat sampah raksasa.

"Kepedulian masyarakat terhadap sungai masih kurang, masyarakat kita masih menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa. Ini yang perlu kita perbaiki," kata Riza.

Riza meminta masyarakat Jakarta untuk menyontoh perlakuan sungai di negara maju karena di sana sungai dijadikan beranda depan rumah sehingga harus bersih dan rapi.

"Kalau di banyak negara maju sungai itu jadi beranda depan dia harus bersih, rapi, Indah, harus hijau airnya harus mengalir. Tapi kita sebaliknya jadi tempat belakang rumah, sehingga akibatnya kan kalau bagian belakang tempat yang jelek-jelek di belakang. Tidak hanya sampah tapi semua yang tidak baik dibuang ke sungai," ujarnya.

Karenanya Riza meminta agar masyarakat mengubah pola pikir yang disebutnya kini sudah waktunya masyarakat menjaga sungai termasuk Sungai Ciliwung. "Sudah saatnya sungai dianggap sumber kehidupan kita yang harus kita jaga," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top