![Wapres: Potensi Besar Kelautan Belum Sejahterakan Nelayan](https://koran-jakarta.com/images/article/wapres-potensi-besar-kelautan-belum-sejahterakan-nelayan-220903002751.jpg)
Wapres: Potensi Besar Kelautan Belum Sejahterakan Nelayan
![Wapres: Potensi Besar Kelautan Belum Sejahterakan Nelayan](https://koran-jakarta.com/images/article/wapres-potensi-besar-kelautan-belum-sejahterakan-nelayan-220903002751.jpg)
RAKERNAS SNNU I Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin memberikan sambutan dan arahan secara daring di Jakarta, pada Rakernas Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU), Jumat (2/9/).
Selain itu, kata Ma'ruf, nelayan mengalami kesulitan mengakses administrasi masalah nelayan, mengakses pasar, pembiayaan, dan terkendala perubahan iklim.
Nelayan Perlu Pelatihan
Sementara itu, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, membenarkan pernyataan Wapres seputar nasib dan kehidupan nelayan tersebut. "Faktanya memang banyak nelayan kita yang masih miskin," kata Esther Sri Astuti kepada Koran Jakarta, Jumat (2/9).
Menurut Esther, seharusnya nelayan diberi pelatihan bagaimana memperlakukan ikan hasil tangkapannya agar tetap segar, karena harga ikan fresh lebih mahal daripada ikan yang mati berkali-kali. "Kalau nelayan asing, mereka menangkap ikan, dan ikannya langsung masuk bunker yang kondisinya dingin, suhunya bahkan minus 10-20 derajat Celsius, sehingga tetap terjaga kesegarannya dan bisa diekspor. Harganya pun lebih mahal," ucapnya.
Pendapat senada juga disampaikan Pengamat Sosial dari Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya, Umar Sholahudin. Menurut Umar, meskipun memiliki potensi kuat, sektor kelautan dan perikanan selama ini masih dianggap anak tiri dalam pembangunan ekonomi nasional. Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah dibentuk pun belum mampu mengatasi masalah klasik terkait kemiskinan masyarakat nelayan tersebut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : RP
Komentar
()Muat lainnya